YPI - ALAZHAR TKI AL AZHAR 14 Diknas Kota SMG SDI ALAZHAR 14 SMPI ALAZHAR 14

Wednesday, October 23, 2013

Pidato Isal

Monday, May 27, 2013

PTK

PTK
 
UPAYA PENINGKATAN KETERTIBAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ‘ STIKER BINTANG ‘ PADA ANAK KELOMPOK A2 TK ISLAM AL-AZHAR 14 TAHUN PELAJARAN : 2011 / 2012
Rulianah
Email : rully68@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada termin I tahun pelajaran 2011 / 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran pada anak kelompok A 2 TK Islam Al-Azhar 14 Semarang. Manfaat dari penelitian ini bagi anak adalah dapat meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran. Bagi guru bermanfaat untuk mendorong kreativitas dan inovasi dalam mengemas pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi anak. Bagi sekolah dapat memberikan kontribusi positif sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Taman Kanak-kanak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus I, anak-anak diajak membuat kesepakatan tentang “ Peraturan Kelas A 2 “. Anak-anak dimotivasi dengan “ Lomba Tertib “ antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama kegiatan pembelajaran akan mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ‘. Pada siklus II , anak-anak diajak aktif mengikuti kegiatan baru yang menantang yaitu sosiodrama. Anak-anak dimotivasi dengan “ Lomba Tertib “ antar anak. Anak yang tertib selama kegiatan pembelajaran akan mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ‘. Pada siklus I, hasil observasi perkembangan ketertiban meningkat dengan prosentase hasil belajar Berkembang Sangat Baik ( BSB ) 9,52 % Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) 57,14 % dan Mulai Berkembang ( MB ) 33,33 %. Pada Siklus II, hasil observasi perkembangan ketertiban meningkat dengan prosentase hasil belajar Berkembang Sangat Baik ( BSB ) 9,52 % Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) 76,19 % dan Mulai Berkembang ( MB ) 14,28 %. Kata Kunci : Ketertiban, Kegiatan Pembelajaran, Media ‘ Stiker Bintang ‘ ABSTRACT The research was done in term I academic year 2011-2012, it has the purpose to increase the disciplinary in a learning activity on students of group A2 Al Azhar 14 Semarang Islamic Kindergarten. The function of this research for students is to be able to increase the disciplinary in a learning activity. For the teacher, it will be useful to support the creativity and the innovation to cover the meaningful and interesting learning for students. For the related school, it can give the positive contribution as an effort to improve the quality of education in Kindergarten. The research was done by using the method of action research consisting of 2 periods. Those steps in each period consist of planning, doing action, examining, and reflecting. In period I, the students are invited to make a commitment about “ Rule Class A2”. The students are motivated by having “Discipline Competition” to other group. If they are discipline during the learning activity, they will get a reward ‘ Stiker Bintang ’. In period II, the students are invited to be active to join the challenging and new activity such as sosiodrama. The students are motivated by having ”Discipline Competition”. The discipline student during the learning will get the appreciation ‘ Stiker Bintang ‘. In period I, the result of disciplinary development observation increases with the percentage of studying result as follows Excellent(BSB) 9,25 %, Good(BSH) 57,14 % , and Fair(MB) 33,33 %. In period II, the result of disciplinary development observation increases with the percentage of studying result Excellent(BSB) 9,52 %, Good(BSH) 76,19 % , and Fair(MB) 14,28 % Keywords: Disciplinary, Learning Activity, ‘ Stiker Bintang ‘ Media A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran di kelompok A2 (4-5 tahun) TK Islam Al-Azhar 14, pada termin 1 tahun pelajaran : 2011 / 2012 kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan lancar. Suasana kelas masih belum kondusif. Beberapa anak belum mau mengikuti rutinitas kegiatan pembelajaran. Ada yang masih senang bermain di luar ketika sudah saatnya masuk kelas, ada yang ngobrol maupun ribut dan ada yang keluar kelas berlari keliling saat proses belajar mengajar berlangsung, juga ada yang tidak mau ikut antri berbaris bersama teman. Mereka masih memiliki keterbatasan dalam hal kedisiplinan. Perlu diupayakan solusi yang tepat agar masalah moral disiplin tersebut segera teratasi. Ketertiban anak perlu ditumbuhkan. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat memotivasi anak untuk mampu bersikap tertib, sehingga ketertiban dalam kegiatan pembelajaran bisa meningkat. Masa kanak-kanak di TK merupakan masa yang berfungsi untuk mengembangkan psikososial anak ke arah yang positif. Positif berarti mengembangkan anak sesuai dengan fase perkembangan psikososialnya. Disiplin adalah cara untuk mengoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku yang baik tanpa merusak harga diri anak. Kiat-kiat sukses mendisiplinkan anak diantaranya adalah dengan menggunakan komunikasi produktif dan menggunakan penguat positif. Penguat positif lebih efektif digunakan karena memberikan kesempatan anak untuk bertingkah laku baik, menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan rasa mandiri dan rasa berhasil. ‘ Stiker Bintang ’ adalah salah satu media yang bisa digunakan sebagai penguat positif. Berdasarkan paparan di atas maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang merupakan perbaikan kegiatan pengembangan dengan judul : Upaya Peningkatan Ketertiban dalam Kegiatan Pembelajaran melalui media ‘Stiker Bintang’. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah melalui media ‘ Stiker Bintang ’ dapat meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran ? 3. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang merupakan perbaikan kegiatan pengembangan ini adalah : Untuk meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran melalui media ‘ Stiker Bintang ’. 4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang merupakan perbaikan kegiatan pengembangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi anak : Dapat meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran. 2. Bagi guru : Dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam mengemas pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi anak. 3. Bagi sekolah : Dapat memberikan kontribusi positif sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Taman Kanak-kanak. 5. Kajian Pustaka a. Ketertiban Peraturan Tata Tertib anak berfungsi untuk mengatur ketertiban anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran guna mencapai mutu pembelajaran yang optimal. Menurut Irwan, ( 2003 ) proses pendidikan yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan disiplin. Dalam mendidik disiplin ini pada dasarnya proses perubahan tingkah laku. Ada tiga unsur yang berpengaruh yaitu: a) Peraturan Peraturan merupakan pernyataan tentang perilaku yang diinginkan dan tidak diinginkan yang kemudian menjadi aturan dan batasan bagi anak. b) Hukuman Hukuman merupakan metode untuk meredam perilaku buruk anak, seperti mengabaikan perilaku buruk, celaan, rehat ( membuat anak berpikir sejenak ), hukuman fisik dan meniadakan rasa hormat. c) Penghargaan Penghargaan atau penekanan positif seperti memberi pujian, perhatian, aktivitas khusus bersama orang tua, gambar bintang dan hal lain yang menarik bagi anak. b. Kegiatan Pembelajaran Menurut Winataputra, ( 2007 : 1.19 - 1.25) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dalam mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, model Pengkondisian dari B.F. Skinner memiliki langkah-langkah pokok sebagai berikut: a. Mengembangkan iklim kelas yang kondusif Langkah Pertama : Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini. 1) Perilaku positif di kelas yang mendapat penguatan saat ini. 2) Perilaku negatif yang saat ini diberi toleransi. 3) Hukuman apa yang selama ini dijalankan. Langkah Kedua : Mengembangkan daftar penguat potensial. 1) Kegiatan yang disukai peserta didik. 2) Perilaku yang selama ini mendapat hukuman. 3) Latar alami yang potensial menjadi penguat. Langkah Ketiga : Memilih urutan perilaku yang akan mulai dilakukan. 1) Jenis hukuman apa yang akan diubah menjadi penguatan. 2) Perilaku positif mana yang cenderung muncul terus menerus di kelas 3) Stimulus mana yang digunakan secara berbeda untuk mengendalikan perilaku. Langkah Keempat: Menerapkan urutan perilaku, memelihara catatan anecdotal, dan melakukan perubahan yang dikehendaki. 1) Pengunaan aturan rutin kelas yang jelas dan konsisten. 2) Pengunaan metode penguatan yang jelas dan potensial mengubah perilaku peserta didik. 3) Peluang yang sama bagi setiap peserta didik untuk memperoleh penguatan. 4) Penerapan penguatan mengikuti perubahan perilaku peserta didik. b. Menyusun pembelajaran terprogram/ berbingkai Langkah Pertama: Mengidentifikasi perilaku akhir dan menganalisa materi yang akan dipelajari. 1) Apa yang dipilih sebagai perilaku akhir pembelajaran ? 2) Kata kunci apa yang perlu dipelajari untuk memperoleh perilaku akhir tersebut ? 3) Contoh-contoh apa saja yang perlu mendapat respon peserta didik selama prose belajar ? Langkah Kedua: Mengembangkan urutan awal bingkai dan konfirmasi respon. 1) Informasi apa yang akan ditempatkan pada bingkai pertama ? 2) Urutan logis mana yang diharapkan muncul dari peserta didik ? 3) Apakah urutan rangsangan yang dipakai mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks ? Langkah Ketiga : Mereviu urutan bingkai dan melakukan perubahan sesuai kebutuhan. 1) Apakah urutan benar-benar dari yang sederhana ke yang kompleks? 2) Apakah isyarat secara berangsur hilang bersamaan di dalam urutan? 3) Apakah respon peserta didik cukup bermakna atau alasan saja? Langkah Keempat : Menerapkan pembelajaran pada sekelompok kecil peserta didik dan menyempurnakannya lebih lanjut. 1) Apakah peserta didik mengalami kesulitan untuk bingkai tertentu sehingga membutuhkan perubahan dalam bingkai itu ? 2) Apakah ada gejala peserta didik berlomba untuk selesai dengan hanya membaca bagian dari bingkai itu ? 3) Apakah pembelajaran itu mengarah pada penguasaan penampilan atau tes akhir yang merujuk pada kriteria ? c. Media ‘ Stiker Bintang ’ Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik( http://akhmadsudrajat.word.com/2008/01/12/media -pembelajaran/ ) ‘ Stiker Bintang ’ adalah salah satu media visual yang bisa digunakan sebagai penguat positif dalam upaya menanamkan disiplin pada anak usia dini.(http://ti3lestari.wordpress.com/2010/08/15/kiat-menanamkan-disiplin-pada-anak-usia-dini/.) d. Motivasi Menurut Martin Handoko ( 2001 : 9 ) memberikan batasan motivasi sebagai berikut “ Motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku. Menurut Nasution ( 1999 : 54 ) motivasi belajar ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Menurut Brown dalam Balai Bahasa Jawa Tengah ( 2009 : 31 )ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi antara lain (1) tertarikpada guru artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, (2) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, (3) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada guru, (4) ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, (5) ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, (6) tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri, (7) selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali,dan (8) selalu terkontrol oleh lingkungannya. 6. Kerangka Berpikir Anak yang belum mau mengikuti kegiatan pembelajaran perlu dibimbing dan diarahkan untuk mampu bersikap tertib. Guru harus memperkenalkan peraturan dan mampu menampilkan cara-cara yang menyenangkan bagi anak agar berperilaku sosial yang positif. Melalui penghargaan berupa media ‘ Stiker Bintang ‘ anak akan termotivasi untuk bersikap tertib dalam kegiatan pembelajaran. 7. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian tindakan adalah : Melalui media ‘ Stiker Bintang ‘ ketertiban dalam kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. B. METODOLOGI PENELITIAN 1. Setting dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelompok A 2 TK Islam Al-Azhar 14 yang beralamat di jalan Klentengsari I Pedalangan Banyumanik Semarang . Penelitian dilaksanakan pada termin I tahun pelajaran 2011 / 2012 karena sebagian anak masih belum tertib mengikuti kegiatan pembelajaran. Subjek penelitiannya adalah 21 anak kelompok A 2 yang menjadi tanggung jawab peneliti sebagai guru. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melalui : observasi, wawancara dan dokumentasi. 3. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data menggunakan : lembar observasi, pedoman wawancara dan kamera. 4. Validasi Data Data yang dianalisis adalah data hasil observasi. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui triangulasi sumber lain yaitu dengan pengecekan melalui informasi lain. Secara teknis triangulasi dilakukan dengan dua cara, yaitu ( 1 ) cek silang dengan Kepala TK dan guru lain, ( 2 ) dengan orang tua murid dan anak. 5. Teknik Analisis Data Analisis data penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis diskriptif. 1. Hasil observasi dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai antar siklus. 2. Hasil observasi maupun wawancara dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi. 6. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang terdiri dari 2 siklus. Dalam penelitian ini setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu : Perencanaan ( Planning ), Pelaksanaan Tindakan ( Acting ), Pengamatan ( Observing ), dan Refleksi ( Reflecting ). a. Proses Penelitian Siklus I 1. Perencanaan 1) Menentukan indikator yang akan dicapai yaitu melaksanakan tata tertib yang ada (Sosial Emosional 17) 2) Membuat rancangan satu siklus 3) Membuat RKH beserta scenario perbaikan 4) Menyediakan media pembelajaran : Stiker Bintang 5) Menyiapkan format observasi dan Alat Penilaian Kemampuan Guru Sedangkan langkah-langkah perbaikan meliputi: 1) Mengajak anak membuat kesepakatan tentang “ Peraturan Kelas A2 ” 2) Mengajak anak mencipta “ Tepuk Tertib ” 3) Mengajak anak bermain pesan berantai tentang “ Ketertiban ” 4) Mengajak anak bermain dengan “ Kartu Tertib ” 5) Mengajak anak-anak diskusi tentang “ Ketertiban ” 6) Memotivasi anak dengan “ Lomba Tertib ” dan pemenangnya mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ’ 2. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai RKH dan Skenario Perbaikan yang telah dipersiapkan. Perbaikan pembelajaran Siklus 1 dilaksanakan pada: 1. Hari/Tanggal: Senin, 17 Oktober 2011 Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang senang menyimak ditambah dengan anak yang senang bermain. Anak-anak diajak mencipta” Tepuk Tertib ”. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis , terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Anak-anak diajak mengingat kembali kesepakatan tentang ” Peraturan Kelas A2 ” 3) Anak-anak diajak mencipta “ Tepuk Tertib ” 4) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’ 5) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya. 6) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok. 2. Hari/Tanggal: Selasa, 18 Oktober 2011 Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang senang menyimak ditambah dengan anak yang senang bermain. Anak-anak diajak cepat tepat mengenai “ Peraturan A2 ” Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ” 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan cepat tepat. 4) Anak-anak dalam masing-masing kelompok bersemangat memberikan jawaban sesuai pertanyaan guru. 5) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’ 6) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya 7) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok. 3. Hari/Tanggal : Rabu, 19 OKtober 2011 Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang masih senang bermain. Anak-anak diajak permainan pesan berantai mengenai “ Peraturan A2 ” Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajar anak-anak “ Tepuk Tertib ”. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan pesan berantai 4) Setiap kelompok tampil bergantian melakukan kegiatan pesan berantai. 5) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 6) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya. 7) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok. 4. Hari/Tanggal : Kamis, 20 Oktober 2011 Kegiatan Pengembangan : Anak-anak diajak bermain dengan “ Kartu Tertib ” Adapun langkah-langkahnya adalah : 1) Anak-anak diajak ke luar ruangan yaitu halaman sekolah 2) Guru menunjukkan “ Kartu Tertib ” yang terdiri dari 3 kartu ( Aku, Anak, Tertib ) 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan menggunakan “ Kartu Tertib ” 4) Setiap kelompok 3 anak tampil bergantian melakukan kegiatan menggunakan “ Kartu Tertib ”, masing-masing anak berdiri dan mengangkat kartu “ Aku ” ” Anak ” ” Tertib ” 5) Guru mengajak anak membahas kriteria “ Aku Anak Tertib ” 6) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 7) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya. 8) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok. 5. Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Oktober 2011 Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan kegiatan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak Tanya jawab tentang “ Peraturan A2 ” Adapun langlah-langkahnya adalah: 1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan tanya jawab. 4) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 5) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya. 6) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok. 3. Pengamatan 1) Pengamat mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Perhatian difokuskan pada ketertiban. Aspek yang diamati adalah aspek guru, aspek anak, dan kondisi kelas. 2) Peneliti mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan fokus ketertiban anak. Pada umumnya anak-anak bersemangat. Mereka berusaha untuk mendapatkan ‘ Stiker Bintang ’, namun ternyata susah karena pada setiap kelompok ada anak yang belum tertib. Guru sebagai peneliti berusaha memberi motivasi kepada anak-anak, juga berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat, mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus 2. 4. Refleksi Dari RKH 1-5 dan berdiskusi dengan teman sejawat, maka dapat diketahui keberhasilan dan kekurangannya. 1) Kelebihannya adalah: a) Dengan adanya media ‘ Stiker Bintang ’ anak termotivasi untuk mendapatkannya, karena anak-anak menyukai ‘ Stiker Bintang ’. b) Dengan penghargaan berupa ‘ Stiker Bintang ’ anak lebih termotivasi untuk bersikap tertib dalam kegiatan pembelajaran. 2) Kekurangannya adalah: Untuk mendapatkan ‘ Stiker Bintang ’ ternyata tidak mudah, karena lomba tertib yang diadakan adalah lomba tertib antar kelompok. Setiap kelompok ada anak yang belum bisa tertib. Maka, perbaikan Siklus 1 harus dilanjutkan lagi ke Siklus 2. b. Proses Penelitian Siklus II 1. Perencanaan 1) Menentukan indikator yang akan dicapai yaitu melaksanakan tata tertib yang ada (Sosial Emosional 17) 2) Membuat rancangan satu siklus 3) Membuat RKH beserta skenario perbaikan 4) Menyediakan media pembelajaran : Stiker Bintang 5) Menyiapkan format observasi dan Alat Penilaian Kemampuan Guru Sedangkan langkah-langkah perbaikan meliputi: 1) Mengajak anak aktif dalam bermain sosiodrama. 2) Memotivasi anak dengan “ Lomba Tertib ” antar anak. Pemenangnya mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ’ 2. Pelaksanaan Kegiatan pembelajaran dilaksanakn sesuai RKH dan Skenario Perbaikan yang telah dipersiapkan. Perbaikan pembelajaran Siklus 2 dilaksanakan pada : 1. Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2011 Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama “ Kiki Kelinci ”. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Kiki Kelinci ” 4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak, Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’ 5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 1 ) tentang peran masing-masing. 6) Saat kelompok 1 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama. 7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama. 8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak- anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. 2. Hari/Tanggal : Selasa, 15 November 2011 Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama “ Beternak Kelinci ”. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Beternak Kelinci ” 4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 2 ) tentang peran masing-masing. 6) Saat kelompok 2 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama. 7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama. 8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘Stiker Bintang’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. 3. Hari/Tanggal : Rabu, 16 November 2011 Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama” Pedagang Sate Kelinci ”. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Pedagang Sate Kelinci ” 4) Guru menunjukkan ‘Stiker Bintang’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 3 ) tentang peran masing-masing. 6) Saat kelompok 3 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama. 7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama. 8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. 4. Hari/Tanggal : Kamis, 17 November 2011 Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama” Kelinciku Sakit ”. Adapun langkah-langkahnya adalah : 1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib “. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Kelinciku Sakit ” 4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 4 ) tentang peran masing-masing. 6) Saat kelompok 4 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama. 7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama. 8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. 5. Hari/Tanggal : Jum’at, 18 November 2011 Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama” Koko Kelinci ”. Adapun langkah-langkahnya adalah : 1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok. 2) Guru mengajak anak-anak “ Tertib “. 3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Koko Kelinci ” 4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’. 5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 5 ) tentang peran masing-masing. 6) Saat kelompok 5 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama. 7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama. 8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan. 3. Pengamatan 1) Pengamat mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Perhatian difokuskan pada ketertiban. Aspek yang diamati adalah aspek guru, aspek anak, dan kondisi kelas. 2) Peneliti mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan fokus ketertiban anak. Pada umumnya anak-anak merasa senang dan tertantang dengan kegiatan baru yaitu sosiodrama. Mereka antusias untuk mendapatkan ‘ Stiker Bintang ’. Alhamdulillah, pada umumnya anak-anak mendapatkannya. Guru sebagai peneliti berusaha memberi motivasi kepada anak-anak, juga berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat dan mendiskusikan hasil pengamatan. 4. Refleksi Dari RKH 1-5 dan berdiskusi dengan teman sejawat, maka dapat diketahui keberhasilan dan kekurangannya. 1) Kelebihannya adalah: a) Dengan adanya media ‘ Stiker Bintang ’ anak termotivasi untuk mendapatkannya, karena anak-anak menyukai ‘ Stiker Bintang ’. b) Dengan penghargaan berupa ‘ Stiker Bintang ’ anak lebih termotivasi untuk bersikap tertib dalam kegiatan pembelajaran. c) Kegiatan sosiodrama merupakan kegiatan baru yang menantang bagi anak-anak. Ada yang berkomentar bahwa kegiatan sosiodrama seperti main sinetron di televisi. d) Lomba tertib antar anak menunjukkan hasil yang baik dibandingkan lomba tertib antar kelompok, karena peluang untuk mendapat ‘ Stiker Bintang ’ lebih besar. Anak-anak senang menempel dan menghitung ‘ Stiker Bintang ’ yang didapatkannya. 2) Kekurangannya adalah: Kesulitan dalam mengatur waktu karena bermain sosiodrama memerlukan waktu yang cukup untuk persiapannya. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. Pembahasan Hasil Siklus 1 Pada siklus 1, lomba kelompok tertib mulai nampak hasilnya. Beberapa anak yang biasanya belum bisa tertib menjadi bersikap tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’. Anak-anak yang belum tertib pada peraturan kelas diminta untuk memilih 2 pilihan tempat yang mengandung konsistensi. Setelah terlaksananya Siklus 1, rekap hasil observasi perkembangan ketertiban dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Rekap Hasil Observasi Perkembangan Ketertiban Siklus : I No. : Nama Anak : RKH : Hasil Belajar : 1 2 3 4 5 BSB BSH MB 1. Aran BSH BSH BSH BSH BSH  2. Ello MB MB MB MB MB  3. Evan BSH BSH BSH BSB BSB  4. Najwa BSH BSH BSH BSH BSH  5. Fattah MB MB BSH BSH BSH  6. Fafa BSH BSH BSH BSH BSH  7. Hanan MB MB BSH BSH BSH  8. Ibnu MB MB MB MB MB  9. Aldi MB MB MB MB MB  10. Fajar MB MB MB MB MB  11. Clara MB MB MB MB MB  12. Luna MB MB BSH BSH BSH  13. Manda MB MB BSH BSH BSH  14. Nadia MB MB BSH BSH BSH  15. Keisha MB MB MB MB MB  16. Jihan MB MB MB MB MB  17. Kayla BSB BSB BSB BSB BSB  18. Nawa MB MB BSH BSH BSH  19. Erin BSH BSH BSH BSH BSH  20. Ahsanu MB MB BSH BSH BSH  21. Ruben BSB BSB BSB BSB BSB  • Jumlah BSB : 2 2 2 3 3 2 12 7 • Jumlah BSH : 5 5 12 11 11 • Jumlah MB : 14 14 7 7 7 Prosentase : ( % ) 9,52 57,14 33,33 Pada siklus 1, dalam aspek ketertiban jumlah anak yang telah Berkembang Sangat Baik ( BSB ) sebanyak 2 anak atau 9,25%, jumlah anak yang telah Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) sebanyak 12 anak atau 57,14%, dan jumlah anak yang Mulai Berkembang ( MB ) sebanyak 7 anak atau 33,33% II. Pembahasan Hasil Siklus 2 Pada siklus 2, lomba anak tertib terasa hasilnya. Pada umumnya anak-anak bisa bersikap tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ‘. Anak-anak yang belum tertib pada peraturan kelas tetap harus konsekuen pada pilihannya. Setelah terlaksananya Siklus 2, rekap hasil observasi perkembangan ketertiban dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Rekap Hasil Observasi Perkembangan Ketertiban Siklus : II No. : Nama Anak : RKH : Hasil Belajar : 1 2 3 4 5 BSB BSH MB 1. Aran BSH BSH BSH BSH BSB  2. Ello MB MB BSH BSH BSH  3. Evan BSH BSH BSH BSB BSB  4. Najwa BSH BSH BSH BSH BSB  5. Fattah BSH BSH BSH BSH BSH  6. Fafa BSH BSH BSH BSH BSB  7. Hanan BSH BSH BSH BSH BSH  8. Ibnu MB MB MB MB MB  9. Aldi MB MB BSH BSH BSH  10. Fajar MB MB MB MB MB  11. Clara MB BSH MB BSH BSH  12. Luna MB MB BSH BSB BSB  13. Manda MB BSH BSH BSH BSH  14. Nadia MB BSH BSH BSH BSH  15. Keisha MB MB BSH BSH BSH  16. Jihan MB MB MB MB MB  17. Kayla BSB BSB BSB BSB BSB  18. Nawa BSH BSH BSH BSH BSH  19. Erin BSH BSH BSH BSH BSH  20. Ahsanu BSH BSH BSH BSH BSH  21. Ruben BSB BSB BSB BSB BSB  • Jumlah BSB : 2 2 2 4 7 2 16 3 • Jumlah BSH : 10 13 13 14 11 • Jumlah MB : 9 6 6 3 3 Prosentase : ( % ) 9,52 76,19 14,28 Pada siklus 2, hasil belajar aspek ketertiban meningkat dibanding Siklus 1, dengan jumlah anak yang telah Berkembang Sangat Baik ( BSB ) sebanyak 2 anak atau 9,52%, jumlah anak yang telah Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) sebanyak 16 anak atau 76,19%, dan jumlah anak yang mulai berkembang ( MB ) sebanyak 3 anak atau 14,28%. Kompetensi-kompetensi yang lain pada bidang pengembangan sosial emosional juga berkembang semakin baik. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan dalam upaya peningkatan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran melalui media ‘ Stiker Bintang ’ pada anak kelompok A2 TK Islam Al-Azhar 14. Agar lebih jelas, perbandingan hasil belajar yang dicapai anak dalam Siklus 1 dan Siklus 2 ditampilkan dalam bentuk diagram sebagai berikut: Keterangan : BSB : Berkembang Sangat Baik BSH : Berkembang Sesuai Harapan MB : Mulai Berkembang D. SIMPULAN DAN SARAN I. Kesimpulan Upaya peningkatan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran melalui mesia ‘ Stiker Bintang ’ menunjukkan hasil yang baik. Keberhasilan tersebut dapat ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar anak. Anak bisa bersikap tertib, bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan tercipta suasana kelas yang kondusif. II. Saran 1. Guru perlu inovasi dan memperbanyak variasi metode, media, materi, dan variasi interaksi dalam kegiatan pembelajaran. 2. Dalam menentukan anggota kelompok harus dilakukan dengan cermat tentang karakter masing-masing anak. 3. Urutan duduk anak dalam kelompok perlu bergantian. 4. Pada setiap kelompok bisa dipilih ketua kelompok yang bisa memimpin dan memotivasi anggotanya. 5. Pemberian penghargaan maupun sanksi dalam menerapkan peraturan harus dilakukan dengan konsisten 6. Perlu melibatkan orang tua dalam menangani masalah sosial emosional anak. 7. Kebahagiaan, keikhlasan, dan ketulusan merupakan modal dalam menangani masalah anak dan membentuk karakternya. DAFTAR PUSTAKA Balai Bahasa Jawa Tengah. 2009. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Volume 1, Nomor 1, Januari, hlm. 31. Semarang : HPBI Jawa Tengah & Bandungan Institute. Handoko, Martin. 2001. Motivasi. Jakarta : Kanisius Irwan, P.2003. Anakku Penyejuk Hatiku. Bekasi : Pustaka Tarbiatuna. Nasution.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara Winataputra, U.S.2007. Teori belajar dan Pembelajaran hlm. 1.19-1.25. Jakarta : Universitas Terbuka http://akhmadsudrajat.word.com/2008/01/12/media-pembelajaran Diakses tanggal 18 Oktober 2011 http://ti3lestari.wordpress.com/2010/08/15/kiat-menanamkan-disiplin-pada- anak-usia-dini/ Diakses tanggal 18 Oktober 2011

Read more!

Tuesday, May 21, 2013

Azmi Fahmi Habibie


anakku...30 Juli 2010 engkau lahir...Membawa kegembiraan diantara rasa duka yang dalam...setelah kepergian kakakmu Muhammad Fahmi Habibie menghadap Yang Maha Kuasa...Allah SWT.

Read more!

Thursday, November 5, 2009

In memoriam Muhammad Fahmi Habibi ( Dari Bapak)



Anakku Fahmi….bapak mohon maaf yang sebesar-besarnya kepadamu…bapak tidak dapat menunjukkan rasa saying dan perhatian yang fahmi butuhkan selama ini…..fahmi…hati bapak menagis ketika fahmi disaat-saat terakhir mengatakan “Bapak pulang…”(Saat itu sesudah sholat subuh, saya kembali mendampingi fahmi..karena dingin..saya mengambil jaket dan memakainya..dan fahmi ditengan nafas sesaknya mengatakan “bapak pulang…”)..Hati bapak menangis sedih…karena selama ini ketika bapak mengantar fahmi Fahmi atau menegok fahmi di Pondok…Bapak biasanya hanya sebentar dana segera pulang…..kata hatimu baru bapak sadari saat terakhir itu itu Nak…yang sesungguhnya kata itu sudah berkali kali tidak terucapkan…Bapak mohon maaf ya Nak…Sesungguhnya Bapak sangat saying sekali pada Fahmi….Dan disaat-saat terkhir itu sesungguhnya Fahmi banyak mengucapkan sesuatu pada bapak..tetapi karena dibalik sesak nafasmu….maka ucapak itu terasa tidak jelas..dan fahmi berusaha membantu menjelaskan dengan bahasa isyarat tangan..sesungguhnya bapak ingin memberikan sebuah kertas dan pena…tetapi ..tidak terlaksana…karena bapak sesungguhnya masih beharap keadaan Fahmi membaik. Bapak hanya bias mencium keningmu dan mengusah rambutmu…
Fahmi Anakku sudah 14 tahun kita bersama…kenangan bersama fahmi..masih jelas tergambar didepan mata..mulai saat fahmi dilahirkan..sampai saat..saat terakhir itu…masih ingat ketika fahmi bapak antar melihat pondok pesantren di kuningan…berangkat pagi..dan sampai dirumah kembali hamper jam 3 pagi. Ketika hari sabtu pagi kita baru pulang dari Jakarta..ambil kelulusanmu…dan pagi itu langsung kita kesolo…dan ahad paginya mendaftar ke Gontor 2….mendaftar sampai siang…dan fahmi terus bapak tinggalkan..sedih mengingat itu Nak…..Karena fahmi masih terlalu kecil untuk mencuci sendiri…masih jelas dalam ingatan….ketika pengumuman kelulusan ujian masuk KMI..dari jauh…fahmi memandang bapak dengan tersenyum bangga karena lulus di Gontor I……Masih jelas dalam ingatan ketika fahmi bapak antar ke Gontor I..ketika Fahmi mengatakan …” kenapa fahmi kelasnya I B….(Kelas rangking tertinggi)…Ketika Fahmi bapak tinggalkan sendiri di kamar….Sedih..mengingat itu Nak.
Fahmi….walaupun Fahmi kadang-kadang menjengkelkan bapak….tetapi itu karena salah Bapak….Sikap fahmi itu sebagai protes kepada bapak…karena bapak sering bohong pada Fahmi…Liburan menjelang Ramadhan kemarin , bapak berniat mengajak Fahmi liburan di Jakarta…tetapi karena suatu hal maka tidak jadi..dan dan Bapak sadari fahmi Nampak kecewa…Maaffkan Bapak ya,,Nak…
Dan ketika Minggu kemarin 24 Oktober..ketika fahmi pulang dari rumah sakit yang pertama…sesungguhnya Fahmi masih Nampak lemah,..dan perlu didampingi Bapak…bapak antar ke kamar….dan Bapak terus pulang ke Semarang…maafkan Bapak ya Nak….sesungguhnya hati bapak masih was..was dengan keadaanmu….
Fahmi…Bapak bangga dengan Fahmi…Fahmi sendiri yang punya keinginan kuat untuk masuk Gontor….fahmi telah mampu memberikan nasehat-nasehat kepada adik-adikmu…dan mengigatkan bapak dan Ibu akan kebesaran Allah….
Fahmi…bapak mohon maaf yang amat sangat….bapak belum mampu menghadirkana suasana yang Fahmi harapkan….suasana yang dekat dengan suasana keIslaman..masih jauh..dan sangat jauh Nak….bapak mohon maaf……Semoga dengan kepergianmu..membawa hikmah yang sangat besar kepada bapak..Ibu dan adik-adikmu….membawa barokah kepada keluarga Besar fahmi…Walaupun jasad fahmi tiada..namun Jiwa fahmi tetap bapak hadirkan ditengah-tengah keluarga kita….Selamat Jalan ya Nak….selamat jalan….Insya’Allah fahmi dalam keadaan Syahid…..Akan bapak wujudkan ..harapan bapak kepada fahmi…untuk menjadi masusia…seorang manausia seutuhnya….Selamat jalan Anakku….dan tunggulah Kami pada saatnya nanti….Insya’Allah kita akan bertemu…..Selamat jalan anakku sayang…..


Read more!

Friday, September 19, 2008

Media Pembelajaran dan Alat Permainan

Sumber : http://bintangbangsaku.org/2008/03/30/media-pembelajaran-dan-alat-permainan/

Secara umum media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media..

Secara umum media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Menurut Heinich, dkk (1985) Media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.

Media Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.

Menurut H Malik (1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Anggani Sudono mengemukakan bahwa media pembelajaran atau sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada siswa; antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya.

Fungsi Media Pembelajaran/Sumber Belajar :

* Memberikan kesempatan berasosiasi kepada anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, buku, nara sumber atau tempat.
* Meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa melalui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu :
1. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar.
2. Media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.
3. Mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Ciri-ciri media pembelajaran diantaranya:
1. Penggunaan yang dikhususkan atau dialokasikan pada kepentingan tertentu.
2. Alat untuk menjelaskan apa yang ada di buku pelajaran baik berupa kata-kata simbol atau bahkan angka-angka.
3. Media pembelajaran bukan hasil kesenian
4. Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada suatu keilmuwan tertentu tapi digunakan pada seluruh keilmuwan.

S.B. Widyandani

Read more!
Sumber http://widjajaedu.wordpress.com/2008/08/31/
BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA TAMAN KANAK KANAK
- Mariani

Latar Belakang

* Tujuan Pendidikan TK menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 adalah membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik secara psikis maupun fisik yang meliputi pengembangan moral, nilai, social, emosional, kognitif, bahasa, motorik, kemandirian dan seni untuk dipersiapkan memasuki Pendidikan dasar.
* Banyak guru TK kesulitan melakukan pembelajaran yang lebih bermakna dengan menyiapkan media pembelajaran yang didesain sendiri, atau menggunakan bahan limbah tetapi memiliki daya guna optimal. Guru terkesan hanya memanfaatkan media yang tersedia, enggan mengembangkan kreatifitasnya akibatnya dalam menggunakan strategi pembelajaran selalu monoton tidak menantang dan pada akhirnya belum mampu membangkitkan motivasi siswa.
* Upaya bagaimana memotivasi belajar yang menyenangkan dan melibatkan partisipatif siswa dengan menggunakan media pembelajaran dari bahan limbah.


Identifikasi Masalah

* Siswa jarang dilibatkan untuk membuat karya-karya kreatif.
* Guru kurang kreatif, enggan membuat media/alat pembelajaran sendiri.
* Kegiatan pembelajaran hanya menggunakan media yang tersedia di sekolah.
* Kondisi pembelajaran hanya memberikan kemampuan meniru (identifikasi), belum mengembangkan kreativitas dan petualangan intelektual siswa.

Rumusan Masalah

” Bagaimana Memanfaatkan Bahan Limbah sebagai Media untuk meningkatkan kreativitas Belajar Siswa TK?”

Tujuan Penelitian

* Mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan limbah untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa TK.

Manfaat Penelitian

1. Bagi guru:

* Memberikan sajian pembelajaran yang menyenangkan.
* Melibatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.
* Pembelajaran lebih menantang, dan bermakna bagi siswa.
* Mendorong guru untuk selalu berkreasi menciptakan desain pembelajaran yang lebih Paikem (Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).

2. Bagi Sekolah:

* Memberikan kontribusi positif sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan TK.
* Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan pimpinan sekolah untuk menentukan manajemen instruksional (pembelajaran) yang perlu dilakukan guru.

KAJIAN PUSTAKA

* Mengkaji landasan teoritis yang merupakan kerangka konseptual penelitian tentang kosep-konsep pembelajaran, media pembelajaran, dan kreativitas belajar siswa.

Proses pembelajaran menurut teori behavioris bahwa belajar sangat ditentukan oleh faktor eksternal melalui pemberian stimulus untuk memperoleh respon siswa. Kuat lemahnya stimulus yang diberikan akan berpengaruh terhadap intensitas proses pembelajaran. Dalam konteks demikian maka faktor guru, fasilitas belajar, media pembelajaran, alat peraga pembelajaran memiliki posisi sentra dalam kegiatan, yang kemudian bekerja secara sinergi dengan faktor internal siswa: bakat, minat, motivasi, kreativitas untuk belajar (Suparlan: 2004).

METODE PENELITIAN

* Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif naturalistik, yang kajiannya memaparkan fenomena –fenomena kegiatan pembelajaran secara rinci, jelas, apa adanya baik secara alamiah maupun rekayasa manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

* Berdasarkan analisa data hasil observasi dan wawancara diperoleh gambaran bahwa melalui pemanfaatan media bahan limbah dalam pembelajaran di TK, tercipta susana belajar yang bergairah.
* Siswa rajin bertanya, memiliki keinginan besar untuk mencoba membuat karya kreasi yang dicontohkan guru, keinginan untuk segera mampu membuat suatu karya kreasi.
* Petualangan intelektual siswa berkembang melalui pengalaman belajar yang menarik.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Melalui media, anak mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman belajarnya.
2. Media pembelajaran dengan memanfaatkan barang limbah dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan diri siswa.
3. Media dari bahan limbah yang didesain guru mampu menciptakan susana belajar di kelas menjadi bergairah, siswa rajin bertanya, memiliki keinginan besar untuk mencoba membuat karya kreasi yang dicontohkan guru, keinginan untuk segera mampu membuat suatu karya kreasi.

B. Saran

* Penulis mengajak para guru agar aktif dan kreatif untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Guru diharapkan mampu mengembangkan profesionalismenya, lebih menguasai, dan menyenangkan cara mengajarnya.
* Jadikanlah situasi ( kelas, anak, lingkungan ) sebagai pusat pembelajaran yang menyenangkan. Kalau gurunya aktif dan kreatif, anakpun akan aktif dan kreatif.

Read more!

Pembelajaran bahasa Inggris Untuk TK Menggunakan animasi flash

Sumber : http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8661738051958094644
Pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat Taman Kanak kanak atau TK sangat penting mengingat di era globalisasi sekarang ini anak-anak TK sudah mengenal komputer walaupun hanya sebatas bermain game. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris sendiri mengikuti perkembangan dunia anak dimana saat ini hampir setiap hari anak TK mendengar kedua orang tuanya menyebut printer, di print , di upload, di install dsb. Untuk itulah pengajaran Bahasa Inggris di tingkat Taman Kanak Kanak ini penting diperkenalkan sejak dini. Pertanyaannya bagaimana caranya untuk membuat pengajaran bahasa Inggris ini menjadi menarik di mata anak anak TK ? bukan menjadi momok atau sesuatu yang menakutkan. Menurut teori pendidikan, anak anak suka akan benda, gambar, warna, dan binatang . Untuk itu dengan media flash inilah di coba untuk mengantarkan materi pembelajaran Bahasa Inggris untuk TK, dengan tujuan mengenal benda, mengenal warna, mengenal binatang, menyanyi, bercerita sendiri, dsb.


Tehnik pembelajarannya sebaiknya menggunakan laptop, yang disambungkan dengan LCD untuk disorotkan ke dinding atau layar . Anak Anak tinggal di instruksikan untuk meng click dan menirukan suara dari CD yang di putar, meng click gambar binatang yang muncul, atau meng click warna yang di sukai dan menyebutkannya / menirukan dalam bahasa Inggris. Dengan animasi flash, anak anak di usahakan dapat bercerita sendiri dalam bahasa inggris mengenai cerita/ gambar dari dalam CD.

Disini penulis telah mencoba membuatkan CD dengan animasi flash untuk pembelajaran di tingkat Taman Kanak Kanak seperti tampak di samping ini dan dapat di download gratis dengan judul TK. Untuk dapat membuka file flash dengan extension swf di belakangnya anda harus mempersiapkan software nya terlebih dahulu dengan meng install macromedia flash 8 di komputer anda. Bukalah flash playernya dan akan tampak semua file yang berakhiran swf.

Mengapa orang beralih ke animasi flash? Animasi flash
cenderung lebih menarik dalam pempilan dan mudah dalam aplikasinya, lebih hemat
dalam pemakaian memory komputer, dan lebih interaktif. Didalam praktek, file
flash yang berakhiran swf, hanya dapat dimainkan dengan flash player. Sekalipun
demikian, file ini dapat juga dibuat dengan extension HTML sehingga dapat dibuka
dengan internet explorer. Untuk dapat membuat file yang berakhiran swf, melalui
sebuah proses yang cukup rumit dimana kita terlebih dahulu harus membuatnya ke
dalam file yang berakhiran dengan fla. Nah dari sini kita dapat melanjutkan
proses menjadi file yang berakhiran dengan swf. File ini tidak dapat di edit
oleh orang lain melainkan oleh si pembuatnya.



Persiapan

Untuk dapat membuat file yang berakhiran dengan swf, kita
perlu mempersiapkan beberapa software antara lain jika kita ingin membuat sebuah
web kita perlu memiliki dreamweaver 8 program, disana kita dapat lebih mudah
membuat dan lebih praktis, karena kita hanya mengganti judul dan perubahan lain
seperlunya.Sedangkan untuk aplikasi program flash untuk sebuah media
pembelajaran, kita dapat mengambil gambar atau background seperlunya. Adapun
software lainnya adalah program aplikasi flash 8, dan microsoft frontpage untuk
editornya. Internet explorer sangat dominan untuk media pengetesan

Kegunaan program flash antara lain dapat digunakan untuk
media pembelajaran sehingga Bapak Ibu Guru dapat dengan mudah di dalam
menerangkan suatu materi pembelajaran. lebih praktis karena cukup dikemas dalam
c d sehingga mudah dibawa ke mana-mana.dan tidak usah repot repot membawa alat
peraga. Ternyata para siswa lebih antusias karena interaktif dan mudah
dioperasikan. Dengan program animasi flash pelajaran terasa lebih hidup, karena
kita dapat mendengarkan musik serta memasukkan suara ke dalam cd sehingga bapak
ibu guru dapat sedikit menghemat energI.
Diposting oleh PEMBELAJARAN DENGAN ANIMASI FLASH di 08:14
0 komentar:

Read more!

Friday, September 12, 2008

Wednesday, August 13, 2008

My Family

Idul Fitri