tag:blogger.com,1999:blog-86617380519580946442024-03-05T19:25:25.980-08:00BUBu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.comBlogger66125tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-38824620458551032642013-10-23T07:36:00.003-07:002013-10-23T07:36:28.775-07:00Pidato Isal<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">Pidato Self Confidence Isal</span></div>
<span class="fullpost" style="font-size: x-large;"></span><br />
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;"><a href="https://docs.google.com/file/d/0BwkEdeTa2Ge_Z3hWVFpONEVKZkU/edit?usp=sharing" target="_blank">Pidato versi English saja download disini</a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://docs.google.com/file/d/0BwkEdeTa2Ge_a3l2cW4zVHppS28/edit?usp=sharing" target="_blank"><span style="background-color: white; color: red; font-size: x-large;">Pidato Versi English dan Indonesia Download disini</span></a></div>
<div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-6823101548201336762013-05-27T06:09:00.003-07:002013-05-27T07:48:31.267-07:00PTK<center>
<span style="font-size: x-large;"><a href="https://docs.google.com/file/d/0B8j3yrcVRdEmT1k5anVGS3F0OU0/edit?usp=sharing" target="_blank"><span style="color: blue;">PTK</span></a> </span></center>
<center>
<span style="font-size: x-large;"> </span></center>
<center>
UPAYA PENINGKATAN KETERTIBAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MELALUI MEDIA ‘ STIKER BINTANG ‘ PADA ANAK KELOMPOK A2 TK ISLAM AL-AZHAR 14 TAHUN PELAJARAN : 2011 / 2012
<br />
Rulianah <br />
Email : rully68@yahoo.co.id <br />
<div>
<h2>
<a href="https://docs.google.com/file/d/0B8j3yrcVRdEmX3U4MmdYeXNpbjQ/edit?usp=sharing" target="_blank"><span style="color: red;"><span style="font-size: x-large;">Artikel PTK</span></span></a></h2>
</div>
</center>
ABSTRAK<br />
Penelitian dilakukan pada termin I tahun pelajaran 2011 / 2012, dengan tujuan untuk meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran pada anak kelompok A 2 TK Islam Al-Azhar 14 Semarang.
Manfaat dari penelitian ini bagi anak adalah dapat meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran. Bagi guru bermanfaat untuk mendorong kreativitas dan inovasi dalam mengemas pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi anak. Bagi sekolah dapat memberikan kontribusi positif sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Taman Kanak-kanak.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada siklus I, anak-anak diajak membuat kesepakatan tentang “ Peraturan Kelas A 2 “. Anak-anak dimotivasi dengan “ Lomba Tertib “ antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama kegiatan pembelajaran akan mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ‘. Pada siklus II , anak-anak diajak aktif mengikuti kegiatan baru yang menantang yaitu sosiodrama. Anak-anak dimotivasi dengan “ Lomba Tertib “ antar anak. Anak yang tertib selama kegiatan pembelajaran akan mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ‘.
Pada siklus I, hasil observasi perkembangan ketertiban meningkat dengan prosentase hasil belajar Berkembang Sangat Baik ( BSB ) 9,52 % Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) 57,14 % dan Mulai Berkembang ( MB ) 33,33 %. Pada Siklus II, hasil observasi perkembangan ketertiban meningkat dengan prosentase hasil belajar Berkembang Sangat Baik ( BSB ) 9,52 % Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) 76,19 % dan Mulai Berkembang ( MB ) 14,28 %.
Kata Kunci : Ketertiban, Kegiatan Pembelajaran, Media ‘ Stiker Bintang ‘
<span class="fullpost">
ABSTRACT
The research was done in term I academic year 2011-2012, it has the purpose to increase the disciplinary in a learning activity on students of group A2 Al Azhar 14 Semarang Islamic Kindergarten.
The function of this research for students is to be able to increase the disciplinary in a learning activity. For the teacher, it will be useful to support the creativity and the innovation to cover the meaningful and interesting learning for students. For the related school, it can give the positive contribution as an effort to improve the quality of education in Kindergarten.
The research was done by using the method of action research consisting of 2 periods. Those steps in each period consist of planning, doing action, examining, and reflecting. In period I, the students are invited to make a commitment about “ Rule Class A2”. The students are motivated by having “Discipline Competition” to other group. If they are discipline during the learning activity, they will get a reward ‘ Stiker Bintang ’. In period II, the students are invited to be active to join the challenging and new activity such as sosiodrama. The students are motivated by having ”Discipline Competition”. The discipline student during the learning will get the appreciation ‘ Stiker Bintang ‘.
In period I, the result of disciplinary development observation increases with the percentage of studying result as follows Excellent(BSB) 9,25 %, Good(BSH) 57,14 % , and Fair(MB) 33,33 %. In period II, the result of disciplinary development observation increases with the percentage of studying result Excellent(BSB) 9,52 %, Good(BSH) 76,19 % , and Fair(MB) 14,28 %
Keywords: Disciplinary, Learning Activity, ‘ Stiker Bintang ‘ Media
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran di kelompok A2 (4-5 tahun) TK Islam Al-Azhar 14, pada termin 1 tahun pelajaran : 2011 / 2012 kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya terlaksana dengan lancar. Suasana kelas masih belum kondusif. Beberapa anak belum mau mengikuti rutinitas kegiatan pembelajaran. Ada yang masih senang bermain di luar ketika sudah saatnya masuk kelas, ada yang ngobrol maupun ribut dan ada yang keluar kelas berlari keliling saat proses belajar mengajar berlangsung, juga ada yang tidak mau ikut antri berbaris bersama teman. Mereka masih memiliki keterbatasan dalam hal kedisiplinan. Perlu diupayakan solusi yang tepat agar masalah moral disiplin tersebut segera teratasi. Ketertiban anak perlu ditumbuhkan. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan diharapkan dapat memotivasi anak untuk mampu bersikap tertib, sehingga ketertiban dalam kegiatan pembelajaran bisa meningkat.
Masa kanak-kanak di TK merupakan masa yang berfungsi untuk mengembangkan psikososial anak ke arah yang positif. Positif berarti mengembangkan anak sesuai dengan fase perkembangan psikososialnya. Disiplin adalah cara untuk mengoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku yang baik tanpa merusak harga diri anak. Kiat-kiat sukses mendisiplinkan anak diantaranya adalah dengan menggunakan komunikasi produktif dan menggunakan penguat positif. Penguat positif lebih efektif digunakan karena memberikan kesempatan anak untuk bertingkah laku baik, menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan rasa mandiri dan rasa berhasil. ‘ Stiker Bintang ’ adalah salah satu media yang bisa digunakan sebagai penguat positif.
Berdasarkan paparan di atas maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang merupakan perbaikan kegiatan pengembangan dengan judul : Upaya Peningkatan Ketertiban dalam Kegiatan Pembelajaran melalui media ‘Stiker Bintang’.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah melalui media ‘ Stiker Bintang ’ dapat meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran ?
3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang merupakan perbaikan kegiatan pengembangan ini adalah : Untuk meningkatkan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran melalui media ‘ Stiker Bintang ’.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang merupakan perbaikan kegiatan pengembangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi anak : Dapat meningkatkan ketertiban dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Bagi guru : Dapat mendorong kreativitas dan inovasi dalam
mengemas pembelajaran yang bermakna dan
menyenangkan bagi anak.
3. Bagi sekolah : Dapat memberikan kontribusi positif sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan Taman Kanak-kanak.
5. Kajian Pustaka
a. Ketertiban
Peraturan Tata Tertib anak berfungsi untuk mengatur ketertiban anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran guna mencapai mutu pembelajaran yang optimal.
Menurut Irwan, ( 2003 ) proses pendidikan yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan disiplin. Dalam mendidik disiplin ini pada dasarnya proses perubahan tingkah laku. Ada tiga unsur yang berpengaruh yaitu:
a) Peraturan
Peraturan merupakan pernyataan tentang perilaku yang diinginkan dan tidak diinginkan yang kemudian menjadi aturan dan batasan bagi anak.
b) Hukuman
Hukuman merupakan metode untuk meredam perilaku buruk anak, seperti mengabaikan perilaku buruk, celaan, rehat ( membuat anak berpikir sejenak ), hukuman fisik dan meniadakan rasa hormat.
c) Penghargaan
Penghargaan atau penekanan positif seperti memberi pujian, perhatian, aktivitas khusus bersama orang tua, gambar bintang dan hal lain yang menarik bagi anak.
b. Kegiatan Pembelajaran
Menurut Winataputra, ( 2007 : 1.19 - 1.25) pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Konsep dasar pembelajaran dirumuskan dalam Pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar “. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Dalam mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, model Pengkondisian dari B.F. Skinner memiliki langkah-langkah pokok sebagai berikut:
a. Mengembangkan iklim kelas yang kondusif
Langkah Pertama : Menganalisis lingkungan kelas yang ada saat ini.
1) Perilaku positif di kelas yang mendapat penguatan saat ini.
2) Perilaku negatif yang saat ini diberi toleransi.
3) Hukuman apa yang selama ini dijalankan.
Langkah Kedua : Mengembangkan daftar penguat potensial.
1) Kegiatan yang disukai peserta didik.
2) Perilaku yang selama ini mendapat hukuman.
3) Latar alami yang potensial menjadi penguat.
Langkah Ketiga : Memilih urutan perilaku yang akan mulai dilakukan.
1) Jenis hukuman apa yang akan diubah menjadi penguatan.
2) Perilaku positif mana yang cenderung muncul terus menerus di kelas
3) Stimulus mana yang digunakan secara berbeda untuk mengendalikan perilaku.
Langkah Keempat: Menerapkan urutan perilaku, memelihara catatan anecdotal, dan melakukan perubahan yang dikehendaki.
1) Pengunaan aturan rutin kelas yang jelas dan konsisten.
2) Pengunaan metode penguatan yang jelas dan potensial mengubah perilaku peserta didik.
3) Peluang yang sama bagi setiap peserta didik untuk memperoleh penguatan.
4) Penerapan penguatan mengikuti perubahan perilaku peserta didik.
b. Menyusun pembelajaran terprogram/ berbingkai
Langkah Pertama: Mengidentifikasi perilaku akhir dan menganalisa materi yang akan dipelajari.
1) Apa yang dipilih sebagai perilaku akhir pembelajaran ?
2) Kata kunci apa yang perlu dipelajari untuk memperoleh perilaku akhir tersebut ?
3) Contoh-contoh apa saja yang perlu mendapat respon peserta didik selama prose belajar ?
Langkah Kedua: Mengembangkan urutan awal bingkai dan konfirmasi respon.
1) Informasi apa yang akan ditempatkan pada bingkai pertama ?
2) Urutan logis mana yang diharapkan muncul dari peserta didik ?
3) Apakah urutan rangsangan yang dipakai mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks ?
Langkah Ketiga : Mereviu urutan bingkai dan melakukan perubahan sesuai kebutuhan.
1) Apakah urutan benar-benar dari yang sederhana ke yang kompleks?
2) Apakah isyarat secara berangsur hilang bersamaan di dalam urutan?
3) Apakah respon peserta didik cukup bermakna atau alasan saja?
Langkah Keempat : Menerapkan pembelajaran pada sekelompok kecil peserta didik dan menyempurnakannya lebih lanjut.
1) Apakah peserta didik mengalami kesulitan untuk bingkai tertentu sehingga membutuhkan perubahan dalam bingkai itu ?
2) Apakah ada gejala peserta didik berlomba untuk selesai dengan hanya membaca bagian dari bingkai itu ?
3) Apakah pembelajaran itu mengarah pada penguasaan penampilan atau tes akhir yang merujuk pada kriteria ?
c. Media ‘ Stiker Bintang ’
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik( http://akhmadsudrajat.word.com/2008/01/12/media -pembelajaran/ )
‘ Stiker Bintang ’ adalah salah satu media visual yang bisa digunakan sebagai penguat positif dalam upaya menanamkan disiplin pada anak usia dini.(http://ti3lestari.wordpress.com/2010/08/15/kiat-menanamkan-disiplin-pada-anak-usia-dini/.)
d. Motivasi
Menurut Martin Handoko ( 2001 : 9 ) memberikan batasan motivasi sebagai berikut “ Motivasi sebagai suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah laku. Menurut Nasution ( 1999 : 54 ) motivasi belajar ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Menurut Brown dalam Balai Bahasa Jawa Tengah ( 2009 : 31 )ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi antara lain (1) tertarikpada guru artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh, (2) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan, (3) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya terutama pada guru, (4) ingin selalu bergabung dalam kelompok kelas, (5) ingin identitas dirinya diakui oleh orang lain, (6) tindakan, kebiasaan dan moralnya selalu dalam control diri, (7) selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali,dan (8) selalu terkontrol oleh lingkungannya.
6. Kerangka Berpikir
Anak yang belum mau mengikuti kegiatan pembelajaran perlu dibimbing dan diarahkan untuk mampu bersikap tertib. Guru harus memperkenalkan peraturan dan mampu menampilkan cara-cara yang menyenangkan bagi anak agar berperilaku sosial yang positif. Melalui penghargaan berupa media ‘ Stiker Bintang ‘ anak akan termotivasi untuk bersikap tertib dalam kegiatan pembelajaran.
7. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian tindakan adalah : Melalui media ‘ Stiker Bintang ‘ ketertiban dalam kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelompok A 2 TK Islam Al-Azhar 14 yang beralamat di jalan Klentengsari I Pedalangan Banyumanik Semarang .
Penelitian dilaksanakan pada termin I tahun pelajaran 2011 / 2012 karena sebagian anak masih belum tertib mengikuti kegiatan pembelajaran.
Subjek penelitiannya adalah 21 anak kelompok A 2 yang menjadi tanggung jawab peneliti sebagai guru.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui : observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data menggunakan : lembar observasi, pedoman wawancara dan kamera.
4. Validasi Data
Data yang dianalisis adalah data hasil observasi. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui triangulasi sumber lain yaitu dengan pengecekan melalui informasi lain. Secara teknis triangulasi dilakukan dengan dua cara, yaitu ( 1 ) cek silang dengan Kepala TK dan guru lain, ( 2 ) dengan orang tua murid dan anak.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis diskriptif.
1. Hasil observasi dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai antar siklus.
2. Hasil observasi maupun wawancara dianalisis dengan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi.
6. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang terdiri dari 2 siklus. Dalam penelitian ini setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu : Perencanaan ( Planning ), Pelaksanaan Tindakan ( Acting ), Pengamatan ( Observing ), dan Refleksi ( Reflecting ).
a. Proses Penelitian Siklus I
1. Perencanaan
1) Menentukan indikator yang akan dicapai yaitu melaksanakan tata tertib yang ada (Sosial Emosional 17)
2) Membuat rancangan satu siklus
3) Membuat RKH beserta scenario perbaikan
4) Menyediakan media pembelajaran : Stiker Bintang
5) Menyiapkan format observasi dan Alat Penilaian Kemampuan Guru
Sedangkan langkah-langkah perbaikan meliputi:
1) Mengajak anak membuat kesepakatan tentang “ Peraturan Kelas A2 ”
2) Mengajak anak mencipta “ Tepuk Tertib ”
3) Mengajak anak bermain pesan berantai tentang “ Ketertiban ”
4) Mengajak anak bermain dengan “ Kartu Tertib ”
5) Mengajak anak-anak diskusi tentang “ Ketertiban ”
6) Memotivasi anak dengan “ Lomba Tertib ” dan pemenangnya mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ’
2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai RKH dan Skenario Perbaikan yang telah dipersiapkan.
Perbaikan pembelajaran Siklus 1 dilaksanakan pada:
1. Hari/Tanggal: Senin, 17 Oktober 2011
Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang senang menyimak ditambah dengan anak yang senang bermain. Anak-anak diajak mencipta” Tepuk Tertib ”.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis , terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Anak-anak diajak mengingat kembali kesepakatan tentang ” Peraturan Kelas A2 ”
3) Anak-anak diajak mencipta “ Tepuk Tertib ”
4) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’
5) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya.
6) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok.
2. Hari/Tanggal: Selasa, 18 Oktober 2011
Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang senang menyimak ditambah dengan anak yang senang bermain. Anak-anak diajak cepat tepat mengenai “ Peraturan A2 ”
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan cepat tepat.
4) Anak-anak dalam masing-masing kelompok bersemangat memberikan jawaban sesuai pertanyaan guru.
5) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’
6) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya
7) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok.
3. Hari/Tanggal : Rabu, 19 OKtober 2011
Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang masih senang bermain. Anak-anak diajak permainan pesan berantai mengenai “ Peraturan A2 ” Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajar anak-anak “ Tepuk Tertib ”.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan pesan berantai
4) Setiap kelompok tampil bergantian melakukan kegiatan pesan berantai.
5) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
6) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya.
7) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok.
4. Hari/Tanggal : Kamis, 20 Oktober 2011
Kegiatan Pengembangan :
Anak-anak diajak bermain dengan “ Kartu Tertib ”
Adapun langkah-langkahnya adalah :
1) Anak-anak diajak ke luar ruangan yaitu halaman sekolah
2) Guru menunjukkan “ Kartu Tertib ” yang terdiri dari 3 kartu ( Aku, Anak, Tertib )
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan menggunakan “ Kartu Tertib ”
4) Setiap kelompok 3 anak tampil bergantian melakukan kegiatan menggunakan “ Kartu Tertib ”, masing-masing anak berdiri dan mengangkat kartu “ Aku ” ” Anak ” ” Tertib ”
5) Guru mengajak anak membahas kriteria “ Aku Anak Tertib ”
6) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
7) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya.
8) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok.
5. Hari/Tanggal : Jum’at, 21 Oktober 2011
Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan kegiatan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak Tanya jawab tentang “ Peraturan A2 ”
Adapun langlah-langkahnya adalah:
1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan tanya jawab.
4) Guru menyampaikan tentang Lomba Tertib antar kelompok. Kelompok yang anggotanya tertib semua selama KBM akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
5) Guru menyampaikan juga bahwa anak yang belum bisa tertib, duduknya disendirikan, tidak bergabung dengan teman-temannya.
6) Pada kegiatan penutup, guru menyampaikan hasil lomba tertib antar kelompok.
3. Pengamatan
1) Pengamat mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Perhatian difokuskan pada ketertiban. Aspek yang diamati adalah aspek guru, aspek anak, dan kondisi kelas.
2) Peneliti mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan fokus ketertiban anak.
Pada umumnya anak-anak bersemangat. Mereka berusaha untuk mendapatkan ‘ Stiker Bintang ’, namun ternyata susah karena pada setiap kelompok ada anak yang belum tertib.
Guru sebagai peneliti berusaha memberi motivasi kepada anak-anak, juga berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat, mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus 2.
4. Refleksi
Dari RKH 1-5 dan berdiskusi dengan teman sejawat, maka dapat diketahui keberhasilan dan kekurangannya.
1) Kelebihannya adalah:
a) Dengan adanya media ‘ Stiker Bintang ’ anak termotivasi untuk mendapatkannya, karena anak-anak menyukai ‘ Stiker Bintang ’.
b) Dengan penghargaan berupa ‘ Stiker Bintang ’ anak lebih termotivasi untuk bersikap tertib dalam kegiatan pembelajaran.
2) Kekurangannya adalah:
Untuk mendapatkan ‘ Stiker Bintang ’ ternyata tidak mudah, karena lomba tertib yang diadakan adalah lomba tertib antar kelompok. Setiap kelompok ada anak yang belum bisa tertib. Maka, perbaikan Siklus 1 harus dilanjutkan lagi ke Siklus 2.
b. Proses Penelitian Siklus II
1. Perencanaan
1) Menentukan indikator yang akan dicapai yaitu melaksanakan tata tertib yang ada (Sosial Emosional 17)
2) Membuat rancangan satu siklus
3) Membuat RKH beserta skenario perbaikan
4) Menyediakan media pembelajaran : Stiker Bintang
5) Menyiapkan format observasi dan Alat Penilaian Kemampuan Guru
Sedangkan langkah-langkah perbaikan meliputi:
1) Mengajak anak aktif dalam bermain sosiodrama.
2) Memotivasi anak dengan “ Lomba Tertib ” antar anak. Pemenangnya mendapat penghargaan ‘ Stiker Bintang ’
2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilaksanakn sesuai RKH dan Skenario Perbaikan yang telah dipersiapkan.
Perbaikan pembelajaran Siklus 2 dilaksanakan pada :
1. Hari/Tanggal : Senin, 14 November 2011
Kegiatan Pengembangan: Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama “ Kiki Kelinci ”.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Anak-anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Kiki Kelinci ”
4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak, Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’
5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 1 ) tentang peran masing-masing.
6) Saat kelompok 1 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama.
7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama.
8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak- anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan.
2. Hari/Tanggal : Selasa, 15 November 2011
Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama “ Beternak Kelinci ”.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Beternak Kelinci ”
4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 2 ) tentang peran masing-masing.
6) Saat kelompok 2 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama.
7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama.
8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘Stiker Bintang’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan.
3. Hari/Tanggal : Rabu, 16 November 2011
Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama” Pedagang Sate Kelinci ”.
Adapun langkah-langkahnya adalah:
1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib ”.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Pedagang Sate Kelinci ”
4) Guru menunjukkan ‘Stiker Bintang’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 3 ) tentang peran masing-masing.
6) Saat kelompok 3 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama.
7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama.
8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan.
4. Hari/Tanggal : Kamis, 17 November 2011
Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama” Kelinciku Sakit ”.
Adapun langkah-langkahnya adalah :
1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tepuk Tertib “.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Kelinciku Sakit ”
4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 4 ) tentang peran masing-masing.
6) Saat kelompok 4 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama.
7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama.
8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan.
5. Hari/Tanggal : Jum’at, 18 November 2011
Kegiatan Pengembangan : Kegiatan anak yang sudah tertib ditambah dengan anak yang mulai mengerti tentang peraturan kelas. Anak-anak diajak sosiodrama” Koko Kelinci ”.
Adapun langkah-langkahnya adalah :
1) Anak- anak duduk di karpet menghadap papan tulis, terbagi menjadi 5 kelompok.
2) Guru mengajak anak-anak “ Tertib “.
3) Guru menjelaskan tentang kegiatan sosiodrama “ Koko Kelinci ”
4) Guru menunjukkan ‘ Stiker Bintang ’ dan menyampaikan tentang lomba tertib antar anak. Bagi pemain dan penonton sosiodrama yang tertib akan mendapat ‘ Stiker Bintang ’.
5) Guru mengarahkan kepada tokoh cerita ( anak-anak kelompok 5 ) tentang peran masing-masing.
6) Saat kelompok 5 tampil bermain sosiodrama, kelompok yang lain diatur posisi duduknya agar nyaman melihat temannya bermain sosiodrama.
7) Guru mengajak anak membahas permasalahan yang ada dalam sosiodrama.
8) Guru menyampaikan hasil lomba tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’ dan menempelkannya pada tempat yang telah disediakan.
3. Pengamatan
1) Pengamat mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Perhatian difokuskan pada ketertiban. Aspek yang diamati adalah aspek guru, aspek anak, dan kondisi kelas.
2) Peneliti mengamati dan mencatat semua temuan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan fokus ketertiban anak.
Pada umumnya anak-anak merasa senang dan tertantang dengan kegiatan baru yaitu sosiodrama. Mereka antusias untuk mendapatkan ‘ Stiker Bintang ’. Alhamdulillah, pada umumnya anak-anak mendapatkannya.
Guru sebagai peneliti berusaha memberi motivasi kepada anak-anak, juga berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat dan mendiskusikan hasil pengamatan.
4. Refleksi
Dari RKH 1-5 dan berdiskusi dengan teman sejawat, maka dapat diketahui keberhasilan dan kekurangannya.
1) Kelebihannya adalah:
a) Dengan adanya media ‘ Stiker Bintang ’ anak termotivasi untuk mendapatkannya, karena anak-anak menyukai ‘ Stiker Bintang ’.
b) Dengan penghargaan berupa ‘ Stiker Bintang ’ anak lebih termotivasi untuk bersikap tertib dalam kegiatan pembelajaran.
c) Kegiatan sosiodrama merupakan kegiatan baru yang menantang bagi anak-anak. Ada yang berkomentar bahwa kegiatan sosiodrama seperti main sinetron di televisi.
d) Lomba tertib antar anak menunjukkan hasil yang baik dibandingkan lomba tertib antar kelompok, karena peluang untuk mendapat ‘ Stiker Bintang ’ lebih besar. Anak-anak senang menempel dan menghitung ‘ Stiker Bintang ’ yang didapatkannya.
2) Kekurangannya adalah:
Kesulitan dalam mengatur waktu karena bermain sosiodrama memerlukan waktu yang cukup untuk persiapannya.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
I. Pembahasan Hasil Siklus 1
Pada siklus 1, lomba kelompok tertib mulai nampak hasilnya. Beberapa anak yang biasanya belum bisa tertib menjadi bersikap tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ’. Anak-anak yang belum tertib pada peraturan kelas diminta untuk memilih 2 pilihan tempat yang mengandung konsistensi.
Setelah terlaksananya Siklus 1, rekap hasil observasi perkembangan ketertiban dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Rekap Hasil Observasi Perkembangan Ketertiban
Siklus : I
No. : Nama Anak : RKH : Hasil Belajar :
1 2 3 4 5 BSB BSH MB
1. Aran BSH BSH BSH BSH BSH
2. Ello MB MB MB MB MB
3. Evan BSH BSH BSH BSB BSB
4. Najwa BSH BSH BSH BSH BSH
5. Fattah MB MB BSH BSH BSH
6. Fafa BSH BSH BSH BSH BSH
7. Hanan MB MB BSH BSH BSH
8. Ibnu MB MB MB MB MB
9. Aldi MB MB MB MB MB
10. Fajar MB MB MB MB MB
11. Clara MB MB MB MB MB
12. Luna MB MB BSH BSH BSH
13. Manda MB MB BSH BSH BSH
14. Nadia MB MB BSH BSH BSH
15. Keisha MB MB MB MB MB
16. Jihan MB MB MB MB MB
17. Kayla BSB BSB BSB BSB BSB
18. Nawa MB MB BSH BSH BSH
19. Erin BSH BSH BSH BSH BSH
20. Ahsanu MB MB BSH BSH BSH
21. Ruben BSB BSB BSB BSB BSB
• Jumlah BSB : 2 2 2 3 3 2
12
7
• Jumlah BSH : 5 5 12 11 11
• Jumlah MB : 14 14 7 7 7
Prosentase :
( % ) 9,52 57,14 33,33
Pada siklus 1, dalam aspek ketertiban jumlah anak yang telah Berkembang Sangat Baik ( BSB ) sebanyak 2 anak atau 9,25%, jumlah anak yang telah Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) sebanyak 12 anak atau 57,14%, dan jumlah anak yang Mulai Berkembang ( MB ) sebanyak 7 anak atau 33,33%
II. Pembahasan Hasil Siklus 2
Pada siklus 2, lomba anak tertib terasa hasilnya. Pada umumnya anak-anak bisa bersikap tertib. Anak-anak yang tertib mendapat ‘ Stiker Bintang ‘. Anak-anak yang belum tertib pada peraturan kelas tetap harus konsekuen pada pilihannya.
Setelah terlaksananya Siklus 2, rekap hasil observasi perkembangan ketertiban dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Rekap Hasil Observasi Perkembangan Ketertiban
Siklus : II
No. : Nama Anak : RKH : Hasil Belajar :
1 2 3 4 5 BSB BSH MB
1. Aran BSH BSH BSH BSH BSB
2. Ello MB MB BSH BSH BSH
3. Evan BSH BSH BSH BSB BSB
4. Najwa BSH BSH BSH BSH BSB
5. Fattah BSH BSH BSH BSH BSH
6. Fafa BSH BSH BSH BSH BSB
7. Hanan BSH BSH BSH BSH BSH
8. Ibnu MB MB MB MB MB
9. Aldi MB MB BSH BSH BSH
10. Fajar MB MB MB MB MB
11. Clara MB BSH MB BSH BSH
12. Luna MB MB BSH BSB BSB
13. Manda MB BSH BSH BSH BSH
14. Nadia MB BSH BSH BSH BSH
15. Keisha MB MB BSH BSH BSH
16. Jihan MB MB MB MB MB
17. Kayla BSB BSB BSB BSB BSB
18. Nawa BSH BSH BSH BSH BSH
19. Erin BSH BSH BSH BSH BSH
20. Ahsanu BSH BSH BSH BSH BSH
21. Ruben BSB BSB BSB BSB BSB
• Jumlah BSB : 2 2 2 4 7 2
16
3
• Jumlah BSH : 10 13 13 14 11
• Jumlah MB : 9 6 6 3 3
Prosentase :
( % ) 9,52 76,19 14,28
Pada siklus 2, hasil belajar aspek ketertiban meningkat dibanding Siklus 1, dengan jumlah anak yang telah Berkembang Sangat Baik ( BSB ) sebanyak 2 anak atau 9,52%, jumlah anak yang telah Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) sebanyak 16 anak atau 76,19%, dan jumlah anak yang mulai berkembang ( MB ) sebanyak 3 anak atau 14,28%.
Kompetensi-kompetensi yang lain pada bidang pengembangan sosial emosional juga berkembang semakin baik. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan dalam upaya peningkatan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran melalui media ‘ Stiker Bintang ’ pada anak kelompok A2 TK Islam Al-Azhar 14.
Agar lebih jelas, perbandingan hasil belajar yang dicapai anak dalam Siklus 1 dan Siklus 2 ditampilkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Keterangan :
BSB : Berkembang Sangat Baik
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
MB : Mulai Berkembang
D. SIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Upaya peningkatan ketertiban dalam kegiatan pembelajaran melalui mesia ‘ Stiker Bintang ’ menunjukkan hasil yang baik. Keberhasilan tersebut dapat ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar anak. Anak bisa bersikap tertib, bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan tercipta suasana kelas yang kondusif.
II. Saran
1. Guru perlu inovasi dan memperbanyak variasi metode, media, materi, dan variasi interaksi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Dalam menentukan anggota kelompok harus dilakukan dengan cermat tentang karakter masing-masing anak.
3. Urutan duduk anak dalam kelompok perlu bergantian.
4. Pada setiap kelompok bisa dipilih ketua kelompok yang bisa memimpin dan memotivasi anggotanya.
5. Pemberian penghargaan maupun sanksi dalam menerapkan peraturan harus dilakukan dengan konsisten
6. Perlu melibatkan orang tua dalam menangani masalah sosial emosional anak.
7. Kebahagiaan, keikhlasan, dan ketulusan merupakan modal dalam menangani masalah anak dan membentuk karakternya.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Bahasa Jawa Tengah. 2009. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Volume 1,
Nomor 1, Januari, hlm. 31. Semarang : HPBI Jawa Tengah & Bandungan Institute.
Handoko, Martin. 2001. Motivasi. Jakarta : Kanisius
Irwan, P.2003. Anakku Penyejuk Hatiku. Bekasi : Pustaka Tarbiatuna.
Nasution.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Winataputra, U.S.2007. Teori belajar dan Pembelajaran hlm. 1.19-1.25. Jakarta : Universitas Terbuka
http://akhmadsudrajat.word.com/2008/01/12/media-pembelajaran Diakses tanggal 18 Oktober 2011
http://ti3lestari.wordpress.com/2010/08/15/kiat-menanamkan-disiplin-pada- anak-usia-dini/ Diakses tanggal 18 Oktober 2011
</span>
<div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-51794903963329953832013-05-21T05:29:00.001-07:002013-05-27T07:36:08.607-07:00Azmi Fahmi Habibie<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-soYqiKys_5UnvegSy7B2IZD3dhm_sd9U91ixNvR9MFPbCIUlD1K4DfEFEwjCrpgEzAZrnjxkLGyTEi7a1xNa5QeR5MYiqa07k3mrXRloeLY4FVwnrfBg_Qh75cQ8rcQq50fYlsOx72rl/s1600/DSC00188.JPG" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5644349612147282738" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-soYqiKys_5UnvegSy7B2IZD3dhm_sd9U91ixNvR9MFPbCIUlD1K4DfEFEwjCrpgEzAZrnjxkLGyTEi7a1xNa5QeR5MYiqa07k3mrXRloeLY4FVwnrfBg_Qh75cQ8rcQq50fYlsOx72rl/s400/DSC00188.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 300px; margin: 0 10px 10px 0; width: 400px;" /></a>
<br />
anakku...30 Juli 2010 engkau lahir...Membawa kegembiraan diantara rasa duka yang dalam...setelah kepergian kakakmu Muhammad Fahmi Habibie menghadap Yang Maha Kuasa...Allah SWT.
<div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-58744391526199231182009-11-05T09:10:00.000-08:002009-11-05T09:15:58.117-08:00In memoriam Muhammad Fahmi Habibi ( Dari Bapak)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj878KmBtZXQf3gUoOODFRVVCVzvdmzZA-hEtpR-yV39N2fKm8ApiTusB8i8pZDhTavIJiqpkpBiGuJtFaHq-Lu-jL_x4E1KR3vUDp-NE2ltSMw2GdKxTAJD9N2eWUiMWnbVkQ4GR0GbP1s/s1600-h/2426263383_b7b53dc712_m.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 180px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj878KmBtZXQf3gUoOODFRVVCVzvdmzZA-hEtpR-yV39N2fKm8ApiTusB8i8pZDhTavIJiqpkpBiGuJtFaHq-Lu-jL_x4E1KR3vUDp-NE2ltSMw2GdKxTAJD9N2eWUiMWnbVkQ4GR0GbP1s/s320/2426263383_b7b53dc712_m.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400669178266637666" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anakku Fahmi….bapak mohon maaf yang sebesar-besarnya kepadamu…bapak tidak dapat menunjukkan rasa saying dan perhatian yang fahmi butuhkan selama ini…..fahmi…hati bapak menagis ketika fahmi disaat-saat terakhir mengatakan “Bapak pulang…”(Saat itu sesudah sholat subuh, saya kembali mendampingi fahmi..karena dingin..saya mengambil jaket dan memakainya..dan fahmi ditengan nafas sesaknya mengatakan “bapak pulang…”)..Hati bapak menangis sedih…karena selama ini ketika bapak mengantar fahmi Fahmi atau menegok fahmi di Pondok…Bapak biasanya hanya sebentar dana segera pulang…..kata hatimu baru bapak sadari saat terakhir itu itu Nak…yang sesungguhnya kata itu sudah berkali kali tidak terucapkan…Bapak mohon maaf ya Nak…Sesungguhnya Bapak sangat saying sekali pada Fahmi….Dan disaat-saat terkhir itu sesungguhnya Fahmi banyak mengucapkan sesuatu pada bapak..tetapi karena dibalik sesak nafasmu….maka ucapak itu terasa tidak jelas..dan fahmi berusaha membantu menjelaskan dengan bahasa isyarat tangan..sesungguhnya bapak ingin memberikan sebuah kertas dan pena…tetapi ..tidak terlaksana…karena bapak sesungguhnya masih beharap keadaan Fahmi membaik. Bapak hanya bias mencium keningmu dan mengusah rambutmu…<br />Fahmi Anakku sudah 14 tahun kita bersama…kenangan bersama fahmi..masih jelas tergambar didepan mata..mulai saat fahmi dilahirkan..sampai saat..saat terakhir itu…masih ingat ketika fahmi bapak antar melihat pondok pesantren di kuningan…berangkat pagi..dan sampai dirumah kembali hamper jam 3 pagi. Ketika hari sabtu pagi kita baru pulang dari Jakarta..ambil kelulusanmu…dan pagi itu langsung kita kesolo…dan ahad paginya mendaftar ke Gontor 2….mendaftar sampai siang…dan fahmi terus bapak tinggalkan..sedih mengingat itu Nak…..Karena fahmi masih terlalu kecil untuk mencuci sendiri…masih jelas dalam ingatan….ketika pengumuman kelulusan ujian masuk KMI..dari jauh…fahmi memandang bapak dengan tersenyum bangga karena lulus di Gontor I……Masih jelas dalam ingatan ketika fahmi bapak antar ke Gontor I..ketika Fahmi mengatakan …” kenapa fahmi kelasnya I B….(Kelas rangking tertinggi)…Ketika Fahmi bapak tinggalkan sendiri di kamar….Sedih..mengingat itu Nak.<br />Fahmi….walaupun Fahmi kadang-kadang menjengkelkan bapak….tetapi itu karena salah Bapak….Sikap fahmi itu sebagai protes kepada bapak…karena bapak sering bohong pada Fahmi…Liburan menjelang Ramadhan kemarin , bapak berniat mengajak Fahmi liburan di Jakarta…tetapi karena suatu hal maka tidak jadi..dan dan Bapak sadari fahmi Nampak kecewa…Maaffkan Bapak ya,,Nak…<br />Dan ketika Minggu kemarin 24 Oktober..ketika fahmi pulang dari rumah sakit yang pertama…sesungguhnya Fahmi masih Nampak lemah,..dan perlu didampingi Bapak…bapak antar ke kamar….dan Bapak terus pulang ke Semarang…maafkan Bapak ya Nak….sesungguhnya hati bapak masih was..was dengan keadaanmu….<br />Fahmi…Bapak bangga dengan Fahmi…Fahmi sendiri yang punya keinginan kuat untuk masuk Gontor….fahmi telah mampu memberikan nasehat-nasehat kepada adik-adikmu…dan mengigatkan bapak dan Ibu akan kebesaran Allah….<br />Fahmi…bapak mohon maaf yang amat sangat….bapak belum mampu menghadirkana suasana yang Fahmi harapkan….suasana yang dekat dengan suasana keIslaman..masih jauh..dan sangat jauh Nak….bapak mohon maaf……Semoga dengan kepergianmu..membawa hikmah yang sangat besar kepada bapak..Ibu dan adik-adikmu….membawa barokah kepada keluarga Besar fahmi…Walaupun jasad fahmi tiada..namun Jiwa fahmi tetap bapak hadirkan ditengah-tengah keluarga kita….Selamat Jalan ya Nak….selamat jalan….Insya’Allah fahmi dalam keadaan Syahid…..Akan bapak wujudkan ..harapan bapak kepada fahmi…untuk menjadi masusia…seorang manausia seutuhnya….Selamat jalan Anakku….dan tunggulah Kami pada saatnya nanti….Insya’Allah kita akan bertemu…..Selamat jalan anakku sayang…..<br /><br /></div><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-10990990276999808922008-09-19T07:19:00.001-07:002008-09-19T17:30:33.246-07:00Media Pembelajaran dan Alat Permainan<div style="text-align: justify;"><a href="http://bintangbangsaku.org/2008/03/30/media-pembelajaran-dan-alat-permainan/">Sumber </a>: http://bintangbangsaku.org/2008/03/30/media-pembelajaran-dan-alat-permainan/<br /></div><br />Secara umum media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media..<br /><span class="fullpost"><br />Secara umum media pembelajaran adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.<br /><br />Menurut Heinich, dkk (1985) Media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.<br /><br />Media Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.<br /><br />Menurut H Malik (1994) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.<br /><br />Anggani Sudono mengemukakan bahwa media pembelajaran atau sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada siswa; antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil-hasil budaya.<br /><br />Fungsi Media Pembelajaran/Sumber Belajar :<br /><br /> * Memberikan kesempatan berasosiasi kepada anak untuk mendapatkan dan memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, buku, nara sumber atau tempat.<br /> * Meningkatkan perkembangan anak dalam berbahasa melalui komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan sumber belajar.<br />Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu :<br /> 1. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar.<br /> 2. Media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.<br /> 3. Mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.<br />Ciri-ciri media pembelajaran diantaranya:<br /> 1. Penggunaan yang dikhususkan atau dialokasikan pada kepentingan tertentu.<br /> 2. Alat untuk menjelaskan apa yang ada di buku pelajaran baik berupa kata-kata simbol atau bahkan angka-angka.<br /> 3. Media pembelajaran bukan hasil kesenian<br /> 4. Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada suatu keilmuwan tertentu tapi digunakan pada seluruh keilmuwan.<br /><br />S.B. Widyandani<br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-91990016660878046072008-09-19T07:07:00.001-07:002013-05-27T07:25:37.905-07:00<a href="http://widjajaedu.wordpress.com/2008/08/31/">Sumber </a> <span style="font-weight: bold;">http://widjajaedu.wordpress.com/2008/08/31/<br />BAHAN LIMBAH SEBAGAI MEDIA MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA TAMAN KANAK KANAK</span> - Mariani<br />
<br />
Latar Belakang<br />
<br />
* Tujuan Pendidikan TK menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 adalah membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi baik secara psikis maupun fisik yang meliputi pengembangan moral, nilai, social, emosional, kognitif, bahasa, motorik, kemandirian dan seni untuk dipersiapkan memasuki Pendidikan dasar.<br />
* Banyak guru TK kesulitan melakukan pembelajaran yang lebih bermakna dengan menyiapkan media pembelajaran yang didesain sendiri, atau menggunakan bahan limbah tetapi memiliki daya guna optimal. Guru terkesan hanya memanfaatkan media yang tersedia, enggan mengembangkan kreatifitasnya akibatnya dalam menggunakan strategi pembelajaran selalu monoton tidak menantang dan pada akhirnya belum mampu membangkitkan motivasi siswa.<br />
* Upaya bagaimana memotivasi belajar yang menyenangkan dan melibatkan partisipatif siswa dengan menggunakan media pembelajaran dari bahan limbah.<br />
<span class="fullpost">
<br /><br />Identifikasi Masalah<br /><br /> * Siswa jarang dilibatkan untuk membuat karya-karya kreatif.<br /> * Guru kurang kreatif, enggan membuat media/alat pembelajaran sendiri.<br /> * Kegiatan pembelajaran hanya menggunakan media yang tersedia di sekolah.<br /> * Kondisi pembelajaran hanya memberikan kemampuan meniru (identifikasi), belum mengembangkan kreativitas dan petualangan intelektual siswa.<br /><br />Rumusan Masalah<br /><br />” Bagaimana Memanfaatkan Bahan Limbah sebagai Media untuk meningkatkan kreativitas Belajar Siswa TK?”<br /><br />Tujuan Penelitian<br /><br /> * Mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahan limbah untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa TK.<br /><br />Manfaat Penelitian<br /><br />1. Bagi guru:<br /><br /> * Memberikan sajian pembelajaran yang menyenangkan.<br /> * Melibatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.<br /> * Pembelajaran lebih menantang, dan bermakna bagi siswa.<br /> * Mendorong guru untuk selalu berkreasi menciptakan desain pembelajaran yang lebih Paikem (Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).<br /><br />2. Bagi Sekolah:<br /><br /> * Memberikan kontribusi positif sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan TK.<br /> * Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan pimpinan sekolah untuk menentukan manajemen instruksional (pembelajaran) yang perlu dilakukan guru.<br /><br />KAJIAN PUSTAKA<br /><br /> * Mengkaji landasan teoritis yang merupakan kerangka konseptual penelitian tentang kosep-konsep pembelajaran, media pembelajaran, dan kreativitas belajar siswa.<br /><br />Proses pembelajaran menurut teori behavioris bahwa belajar sangat ditentukan oleh faktor eksternal melalui pemberian stimulus untuk memperoleh respon siswa. Kuat lemahnya stimulus yang diberikan akan berpengaruh terhadap intensitas proses pembelajaran. Dalam konteks demikian maka faktor guru, fasilitas belajar, media pembelajaran, alat peraga pembelajaran memiliki posisi sentra dalam kegiatan, yang kemudian bekerja secara sinergi dengan faktor internal siswa: bakat, minat, motivasi, kreativitas untuk belajar (Suparlan: 2004).<br /><br />METODE PENELITIAN<br /><br /> * Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif naturalistik, yang kajiannya memaparkan fenomena –fenomena kegiatan pembelajaran secara rinci, jelas, apa adanya baik secara alamiah maupun rekayasa manusia.<br /><br />HASIL DAN PEMBAHASAN<br /><br /> * Berdasarkan analisa data hasil observasi dan wawancara diperoleh gambaran bahwa melalui pemanfaatan media bahan limbah dalam pembelajaran di TK, tercipta susana belajar yang bergairah.<br /> * Siswa rajin bertanya, memiliki keinginan besar untuk mencoba membuat karya kreasi yang dicontohkan guru, keinginan untuk segera mampu membuat suatu karya kreasi.<br /> * Petualangan intelektual siswa berkembang melalui pengalaman belajar yang menarik.<br /><br />KESIMPULAN DAN SARAN<br /><br />A. Kesimpulan<br /><br /> 1. Melalui media, anak mengkontruksi pengetahuan melalui pengalaman belajarnya.<br /> 2. Media pembelajaran dengan memanfaatkan barang limbah dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan diri siswa.<br /> 3. Media dari bahan limbah yang didesain guru mampu menciptakan susana belajar di kelas menjadi bergairah, siswa rajin bertanya, memiliki keinginan besar untuk mencoba membuat karya kreasi yang dicontohkan guru, keinginan untuk segera mampu membuat suatu karya kreasi.<br /><br />B. Saran<br /><br /> * Penulis mengajak para guru agar aktif dan kreatif untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. Guru diharapkan mampu mengembangkan profesionalismenya, lebih menguasai, dan menyenangkan cara mengajarnya.<br /> * Jadikanlah situasi ( kelas, anak, lingkungan ) sebagai pusat pembelajaran yang menyenangkan. Kalau gurunya aktif dan kreatif, anakpun akan aktif dan kreatif.<br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-17834498686429957192008-09-19T07:07:00.000-07:002013-05-27T06:39:43.205-07:00Pembelajaran bahasa Inggris Untuk TK Menggunakan animasi flashSumber : <a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8661738051958094644">http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8661738051958094644</a><br />
Pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat Taman Kanak kanak atau TK sangat penting mengingat di era globalisasi sekarang ini anak-anak TK sudah mengenal komputer walaupun hanya sebatas bermain game. Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris sendiri mengikuti perkembangan dunia anak dimana saat ini hampir setiap hari anak TK mendengar kedua orang tuanya menyebut printer, di print , di upload, di install dsb. Untuk itulah pengajaran Bahasa Inggris di tingkat Taman Kanak Kanak ini penting diperkenalkan sejak dini. Pertanyaannya bagaimana caranya untuk membuat pengajaran bahasa Inggris ini menjadi menarik di mata anak anak TK ? bukan menjadi momok atau sesuatu yang menakutkan. Menurut teori pendidikan, anak anak suka akan benda, gambar, warna, dan binatang . Untuk itu dengan media flash inilah di coba untuk mengantarkan materi pembelajaran Bahasa Inggris untuk TK, dengan tujuan mengenal benda, mengenal warna, mengenal binatang, menyanyi, bercerita sendiri, dsb.<br />
<span class="fullpost"> <br /><br />Tehnik pembelajarannya sebaiknya menggunakan laptop, yang disambungkan dengan LCD untuk disorotkan ke dinding atau layar . Anak Anak tinggal di instruksikan untuk meng click dan menirukan suara dari CD yang di putar, meng click gambar binatang yang muncul, atau meng click warna yang di sukai dan menyebutkannya / menirukan dalam bahasa Inggris. Dengan animasi flash, anak anak di usahakan dapat bercerita sendiri dalam bahasa inggris mengenai cerita/ gambar dari dalam CD.<br /><br />Disini penulis telah mencoba membuatkan CD dengan animasi flash untuk pembelajaran di tingkat Taman Kanak Kanak seperti tampak di samping ini dan dapat di download gratis dengan judul TK. Untuk dapat membuka file flash dengan extension swf di belakangnya anda harus mempersiapkan software nya terlebih dahulu dengan meng install macromedia flash 8 di komputer anda. Bukalah flash playernya dan akan tampak semua file yang berakhiran swf.<br /><br />Mengapa orang beralih ke animasi flash? Animasi flash<br />cenderung lebih menarik dalam pempilan dan mudah dalam aplikasinya, lebih hemat<br />dalam pemakaian memory komputer, dan lebih interaktif. Didalam praktek, file<br />flash yang berakhiran swf, hanya dapat dimainkan dengan flash player. Sekalipun<br />demikian, file ini dapat juga dibuat dengan extension HTML sehingga dapat dibuka<br />dengan internet explorer. Untuk dapat membuat file yang berakhiran swf, melalui<br />sebuah proses yang cukup rumit dimana kita terlebih dahulu harus membuatnya ke<br />dalam file yang berakhiran dengan fla. Nah dari sini kita dapat melanjutkan<br />proses menjadi file yang berakhiran dengan swf. File ini tidak dapat di edit<br />oleh orang lain melainkan oleh si pembuatnya.<br /><br /><br /><br />Persiapan<br /><br />Untuk dapat membuat file yang berakhiran dengan swf, kita<br />perlu mempersiapkan beberapa software antara lain jika kita ingin membuat sebuah<br />web kita perlu memiliki dreamweaver 8 program, disana kita dapat lebih mudah<br />membuat dan lebih praktis, karena kita hanya mengganti judul dan perubahan lain<br />seperlunya.Sedangkan untuk aplikasi program flash untuk sebuah media<br />pembelajaran, kita dapat mengambil gambar atau background seperlunya. Adapun<br />software lainnya adalah program aplikasi flash 8, dan microsoft frontpage untuk<br />editornya. Internet explorer sangat dominan untuk media pengetesan<br /><br />Kegunaan program flash antara lain dapat digunakan untuk<br />media pembelajaran sehingga Bapak Ibu Guru dapat dengan mudah di dalam<br />menerangkan suatu materi pembelajaran. lebih praktis karena cukup dikemas dalam<br />c d sehingga mudah dibawa ke mana-mana.dan tidak usah repot repot membawa alat<br />peraga. Ternyata para siswa lebih antusias karena interaktif dan mudah<br />dioperasikan. Dengan program animasi flash pelajaran terasa lebih hidup, karena<br />kita dapat mendengarkan musik serta memasukkan suara ke dalam cd sehingga bapak<br />ibu guru dapat sedikit menghemat energI.<br />Diposting oleh PEMBELAJARAN DENGAN ANIMASI FLASH di 08:14<br />0 komentar: </span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-78078283078642747222008-09-12T17:49:00.000-07:002008-09-19T17:46:20.854-07:00<center> <a href="http://dbc-network.com/index.php?id=bundarully" target="_blank"><img src="http://i258.photobucket.com/albums/hh266/mastok_album/banner-daftar-member.gif" border="0" alt="Photobucket"></a> </center><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-21578536553215352292008-08-13T21:51:00.001-07:002008-09-12T18:02:22.595-07:00My Family<object width="640" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/i33q2hZSCbw&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/i33q2hZSCbw&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" width="640" height="344"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-45201012853339784322008-08-13T21:50:00.001-07:002008-08-13T23:10:38.714-07:00Idul Fitri<object width="640" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/o8e4XiTkW98&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/o8e4XiTkW98&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" width="640" height="344"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-16270406444056896862008-08-13T21:48:00.000-07:002008-08-13T23:11:09.317-07:00Emir Ngaji<object width="640" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/wzrtb_z73E0&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/wzrtb_z73E0&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" width="640" height="344"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-25583631756864087872008-08-13T20:24:00.000-07:002008-08-13T23:12:25.918-07:00Emir Belajar Ngaji<object width="640" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/7pf1VSjF8PE&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/7pf1VSjF8PE&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" width="640" height="344"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-56195013864312251022008-07-14T17:46:00.000-07:002008-08-13T23:13:18.322-07:00Liburan di Sarangan<object width="640" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/zAgAqLFPrEs&hl=en&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/zAgAqLFPrEs&hl=en&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" allowfullscreen="true" width="640" height="344"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-46335066126828241052008-07-07T23:20:00.000-07:002008-08-13T23:14:13.119-07:00Emir Ngaji<object width="640" height="350"> <param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/hT8BPqZSCBI"> </param> <embed src="http://www.youtube.com/v/hT8BPqZSCBI" type="application/x-shockwave-flash" width="640" height="350"> </embed> </object><br /><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-77927793896885649772008-06-08T17:54:00.001-07:002008-08-13T23:14:52.803-07:00Gontor<object width="640" height="344"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/G0SwczGPgLo&hl=en"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/G0SwczGPgLo&hl=en" type="application/x-shockwave-flash" width="640" height="344"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-57067139319918459682008-05-25T18:54:00.001-07:002008-05-25T18:54:43.982-07:00Child music<object width="425" height="355"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/toO6BfISFZo&hl=en"></param><param name="wmode" value="transparent"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/toO6BfISFZo&hl=en" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="425" height="355"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-13932009174932923622008-05-25T18:52:00.000-07:002008-05-25T18:53:15.247-07:00Children music<object width="425" height="355"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/QvCUiHK7AXk&hl=en"></param><param name="wmode" value="transparent"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/QvCUiHK7AXk&hl=en" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="425" height="355"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-83122769100520739812008-05-25T18:51:00.000-07:002008-05-25T18:52:06.453-07:00Ngaji<object width="425" height="355"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/xekKGNnKPeA&hl=en"></param><param name="wmode" value="transparent"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/xekKGNnKPeA&hl=en" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="425" height="355"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-40276746141445564172008-05-25T18:50:00.001-07:002008-05-25T18:50:53.157-07:00Belajar doa<object width="425" height="355"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/BxjHbjiXkuM&hl=en"></param><param name="wmode" value="transparent"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/BxjHbjiXkuM&hl=en" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="425" height="355"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-31927004780283675812008-05-25T18:29:00.000-07:002008-05-25T18:30:30.521-07:00Fahmi di Dufan<object width="425" height="355"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/ngO-YLzjwEQ&hl=en"></param><param name="wmode" value="transparent"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/ngO-YLzjwEQ&hl=en" type="application/x-shockwave-flash" wmode="transparent" width="425" height="355"></embed></object><br /><span class="fullpost"></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-50877027774492696872008-05-17T00:07:00.000-07:002008-05-17T00:11:07.512-07:00Agar Sarapan tak Jadi Masalah<a href="http://202.155.15.208/koran.asp?kat_id=100">Sumber Republika Minggu, 11 Mei 2008 8:24:0<br /></a><br />Sarapan kerap menjadi 'tugas' di pagi hari yang amat berat. Tak hanya anak-anak Indonesia. Di Amerika Serikat pun, menurut American Dietetic Association, lebih dari 40 persen anak perempuan dan 32 persen laki-laki melewatkan sarapan setiap harinya.<br /><span class="fullpost"><br />Meski menyuruh anak-anaknya sarapan, banyak juga orangtua yang bertanya-tanya: mengapa sih tidak sarapan jadi masalah? ''Kan waktu istirahat sekolah bisa makan camilan?'' komentar seorang ibu.<br /><br />Para ahli gizi memberi jawaban sederhana. Anak yang tak sarapan tidak mengonsumsi nutrien yang diperlukan tubuhnya untuk memproduksi energi yang diperlukan. Padahal, di sekolah anak membutuhkan energi untuk konsentrasi dan menyelesaikan tanggung jawab belajarnya.<br /><br />Negara bagian Minnesota, AS, pernah mengadakan penelitian tentang korelasi antara makan pagi dan performa anak di sekolah. Hasilnya, ''anak-anak yang sarapan sebelum berangkat sekolah memiliki performa lebih baik dalam matematika dan membaca, meningkatkan rentang perhatian mereka, dan meningkatkan perilaku mereka secara keseluruhan.'<br /><br />Ikut ayah dan ibu<br />Bagaimana cara sarapan bisa memengaruhi performa anak di sekolah? Para dokter anak di Boys Town Pediatrics melihat dengan sarapan maka energi yang cukup untuk memulai hari pun tersedia. Sarapan, kata mereka, akan menghilangkan gejala kelaparan seperti sakit kepala, letih, mengantuk, gelisah; membantu anak berpikir lebih cepat saat mengerjakan tugas sekolah dan merespons lebih jelas atas pertanyaan guru.<br /><br />Sarapan, kata para dokter anak itu, juga memengaruhi performa mental anak, membuat mereka tak gampang kesal, membantu membuat mereka lebih tenang dan tak mudah cemas.<br /><br />Secara fisik, anak yang rajin sarapan pun lebih fit. Menurut Boys Town Pediatrics, anak-anak itu cenderung makan nutrien penting untuk tumbuh sehat, termasuk zat besi, kalsium, serat, fosfor dan magnesium, juga vitamin-vitamin seperti riboflavin, vitamin A, C, dan B12. Mereka lebih bisa mengendalikan berat badan; memiliki tingkat kolesterol darah yang lebih rendah, jarang sakit perut di sekolah, dan jarang kena flu.<br /><br />Orangtua bisa mendorong sang buah hati untuk membiasakan diri sarapan dengan memberikan contoh yang baik. Contoh terbaik adalah, selalu sarapan. Lihatlah keluarga presenter kondang, Erwin Parengkuan.<br /><br />Sudah sejak lama Erwin, istrinya, Jana, dan anak mereka, Julio membiasakan hidup dengan selalu melakukan sarapan pagi. Dengan sarapan, Erwin bisa lebih fokus dalam melaksanakan semua aktivitasnya. Mereka terbiasa melakukan sarapan pada pukul 05.00 WIB.<br /><br />''Memang itu waktu yang sangat tepat untuk melakukan sarapan. Karena aktivitas saya selalu dimulai pada pagi hari. Jadi, saya harus mencari waktu sepagi mungkin untuk melakukan sarapan,'' ujar Erwin.<br /><br />Biasanya saat sarapan, Erwin, Jana serta anaknya berkumpul di meja makan. Sembari sarapan, pagi itu biasanya didiskusikan juga rencana-rencana yang akan dilaksanakan pada hari itu.<br /><br />Duduk bersama keluarga untuk sarapan setiap pagi adalah teladan yang baik bagi anak. Agar sarapan menjadi kegiatan tak terlewatkan, para dokter anak menyarankan orangtua untuk meletakkan makanan mudah dijangkau setiap pagi. Dalam keadaan tergesa-gesa sekalipun anak-anak tetap bisa menyambar makanannya.<br /><br />Dan, agar kebiasaan sarapan lebih 'meresap' lagi para ayah bunda bisa melibatkan anak lebih jauh. Misalnya, meminta bantuan anak untuk merencanakan menu sarapan setiap pekan.<br /><br />Cepat dan sehat<br />Sebagai seorang istri dan ibu, Jana terbilang sangat cekatan. Biasanya, untuk mengantisipasi keluarganya malas sarapan, ia membuat menu makanan yang bervariasi. ''Bisa dari keju, roti, telur atau mi,''ucap Jana. Menurut pakar gizi dan kuliner, Toeti Soenardi, cara yang dilakukan Jana tersebut sangat tepat. Karena biasanya, anggota keluarga akan malas melakukan sarapan karena berbagai alasan. ''Di antaranya karena waktu yang terbatas dan menu yang monoton,''ungkap Toeti.<br /><br />Orang bilang, makan empat sehat lima sempurna sudah cukup dalam memenuhi kriteria gizi yang banyak. Namun, kata Toeti, metode itu saja tidak akan cukup ampuh untuk membawa anak pada kebiasaan hidup sehat. ''Biasakanlah anak dan keluarga untuk melakukan sarapan di pagi hari. Biasakan pula untuk membuat menu yang enak, cepat namun tetap sehat,'' ungkap Toeti. Beberapa menu kombinasi yang bisa digunakan untuk meracik sarapan, adalah keju dan roti.<br /><br />Dua makanan tersebut, menurut Toeti, sangat bagus karena di dalamnya sudah terkandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Beberapa contoh makanan olahan yang bisa dimakan saat waktu sarapan sangat terbatas di antaranya roti meises keju, sandwich keju, mi rebus, dan roti pisang keju.<br /><br />Keempat jenis makanan itu, kata Toeti, adalah makanan yang paling sering dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja pada saat sarapan. Terutama, mereka yang tinggal di kota besar atau menengah. ''Makanan itu pula yang paling mudah diterima perut manusia saat pagi hari,''tutur dia.<br /><br />Suplai lengkap<br />Jika memang menu roti dan keju masih dianggap asing dan cukup susah mencarinya, Toeti memberikan solusi lain. Menurut dia, sarapan dengan nasi putih goreng atau mi rebus pun, masih sama bagusnya. Asalkan, disertai dengan lauk pauk yang bisa memenuhi standar gizi.<br /><br />Meski jarang dikonsumsi, menurut Toeti, sarapan dengan mi rebus pun cukup memberikan asupan gizi yang banyak. Dalam seporsi mi rebus komplet, sedikitnya terkandung 314 kalori dan 259 mg kalsium.<br /><br />Gambaran lain tentang kandungan gizi bisa dilihat dari menu roti meises keju. Menurut Toeti, dalam menu tersebut sedikitnya terkandung 310 kalori dan 210 mg kalsium. ''Kandungan gizi seperti itu sudah cukup untuk menopang tingginya aktivitas anak kecil,''jelas dia.<br /><br />Anda yang memiliki keluarga dan anak, sebaiknya memang harus membiasakan untuk memasok kebutuhan gizi keluarga melalui sarapan pagi. Untuk diketahui, sarapan yang baik dan memenuhi kriteria gizi adalah dengan menyuplai karbohidrat (55-65 %), protein (12-15 %), lemak (24-30 %), vitamin, dan mineral yang bisa diperoleh dari sayur atau buah.<br /><br />Bagaimana menerapkan kandungan gizi itu? Menurut Toeti, itu dibutuhkan pemahaman yang cukup. Yang mungkin agak mudah diikuti adalah dengan memberikan suplai sayuran dan buah saat sarapan pagi.<br /><br />''Untuk kandungan protein, karbohidrat, lemak dan vitamin, itu bisa didapat dari telur, nasi, daging, ikan, dan susu.'' Karenanya, tinggal diramu saja kira-kira berapa kebutuhan sarapan pagi yang harus mengandung gizi di atas.<br /><br />Satu hal yang biasanya selalu dilakukan oleh anak-anak dan orangtua pada saat sarapan pagi, yakni tidak menghabiskan makanan. Menurut Toeti, sarapan sangat penting untuk mengisi energi tubuh yang sudah terkuras habis pada saat tidur semalaman.''Biasakan untuk menghabiskan jatah sarapan pagi. Karena itu untuk menopang kebutuhan energi tubuh sepanjang hari,'' tegas dia.<br /><br />Melewatkan Sarapan? No, Way!<br />Ini alasan yang sering terlontar dari mulut anak saat melewatkan sarapannya: * ''Aku ketiduran'' --Pasang alarm 15 menit lebih awal.<br />* ''Aku nggak lapar kalau pagi'' -- Minumlah susu, bisa juga dicampur buah, sebagai pengganti makan.<br />* ''Terburu-buru sih, nggak ada waktu makan'' --Siapkan semua keperluan sekolah --seragam, buku-buku-- pada malam hari.<br />* ''Aku nggak suka sarapan'' --Makanlah sesuatu yang tidak biasa jadi menu sarapan di rumah, misalnya, pizza lebihan semalam dengan tambahan topping, sandwich, ayam goreng.<br />* ''Aku ingin langsing'' --Melewati sarapan tak membuat tubuh kita jadi langsing. Kenyataannya, anak yang tidak sarapan cenderung makan lebih banyak kalori di siang hari karena itu akan menambah berat badannya.<br />(mus ) <br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-16992763290200287162008-04-02T01:41:00.000-07:002008-04-02T01:43:48.984-07:00Berkaca Kembali pada Pemikiran Pendidikan Natsir<a href="http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=326882&kat_id=506">Sumber Republika Jumat, 14 Maret 2008</a><br />Berkaca Kembali pada Pemikiran Pendidikan Natsir<br /><br />Di usia 24 tahun, Natsir memutuskan tak mengambil beasiswa penuh ke Sekolah Tinggi Ekonomi di Belanda, namun memilih mendalami pendidikan Islam.<br /><br />Di usia 24 tahun, Natsir memutuskan tak mengambil beasiswa penuh ke Sekolah Tinggi Ekonomi di Belanda, namun memilih mendalami pendidikan Islam. Dalam forum Islamic Study Club (ISC), forum mahasiswa yang tinggal di Yasma Syuhada Yogyakarta, pada 1950 silam, Mohammad Natsir pernah menyampaikan konsep tentang ‘Integrasi Pendidikan dalam Islam’. Namun sayangnya, pendidikan seperti itu justru muncul di Malaysia dengan berdirinya Universitas Islam Antar Bangsa di Kuala Lumpur.<br /><br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Menjelang satu abad (1908- 2008) kelahiran Natsir pada 17 Juli mendatang, tak ada salahnya jika seluruh komponen dan pemerhati pendidikan Islam di Indonesia kembali mengingat pemikiran pendidikan mantan perdana menteri pertama Indonesia tersebut. Sejak lama awal Natsir sudah mendengung - kan bahwa sistem pendidikan yang bersifat integral, universal, dan harmonis tidaklah mengenal dikotomi antara umum dan agama, apa pun bidang dan disiplin ilmu yang ditampilkan.<br /><br />Pemikiran Natsir tentang dasar-dasar pendidikan yang terpadu telah dikemukakannya dalam risalah bertajuk ‘Cita-cita Pendidikan Islam’. Ia menyadari bahwa untuk merealisasikan cita-cita pendidikan Islam tidak cukup dengan mengemukakan teori-teori saja, tapi harus langsung berhadapan dengan masalah yang dihadapi.<br /><br />Oleh karena itu, Natsir pada usia 24 tahun telah mengambil keputusan yang kala itu dianggap tidak populer dengan tak melanjutkan pendidikan ke pusat pendidikan tinggi. Padahal, saat itu ia berpeluang melanjutkan ke Reechthogesschool (Sekolah Ting gi Hukum) di Jakarta atau Se ko lah Tinggi Ekonomi di Be - landa dengan mendapat beasiswa penuh. Ia memutuskan berkhidmat dalam pendidikan Islam.<br /><br />Setelah mengadakan persiapan selama beberapa tahun. Akhir - nya, pada 1932 Natsir mengambil keputusan berani, yakni mendi - rikan institusi pendidikan de - ngan nama Pendidikan Islam (Pen dis). Menurut KH Rusyad Nurdin, salah seorang mantan murid Pendis dari angkatan per - tama, tujuan pendidikan Pendis yang didirikan Natsir adalah mencari alternatif dari sistem pendidikan kolonial Belanda. Pendis mengutamakan sistem pendidikan yang menitikberat - kan pembentukan hati nurani, seimbangnya daya cipta dan taat tawakal kepada Allah SWT.<br /><br />Para kiai dan cendekiawan<br />Pandangan Natsir dalam bidang pendidikan selama ini berdasarkan keyakinan bahwa Islam sebagai agama universal, dan suatu cara hidup yang sempurna. Selain itu, ia juga melihat Islam bukan saja untuk manusia sepanjang zaman tetapi juga dapat serasi dan sejalan dengan ilmu pengetahuan modern. Kekurangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Islam bukan disebabkan ketidakmampuan Islam, tetapi karena kurangnya perhatian umat Islam dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.<br /><br />Natsir berpandangan bahwa kaum intelektual Muslim harus bekerja sama dengan para kiai dalam rangka konsolidasi umat. Umat Islam di pedesaan perlu memperoleh bimbingan dan merekalah yang menjadi grassroots. Fungsi kiai bagi Natsir menentukan kemajuan umat pada level grassroots, sehingga harus ada partnership yang harmonis antara para kiai dan kaum cendekiawan.<br /><br />Para cendekiawan, kata Natsir, tidak boleh hidup di menara gading dari seminar ke seminar atau dari proyek ke proyek. Para cendekiawan perlu turun ke bawah dan ikut membangun serta mencerdaskan kehidupan umat di bawahnya.<br /><br />Upaya untuk mensilaturrahmi - kan antara ketiga pilar tersebut, diwujudkan Natsir dengan men - di rikan masjid-masjid kampus atau pesantren mahasiswa. Juga, menggelar penataran atau pela - tihan instruktur di kalangan para dosen dan pengasuh di kalangan pesantren.<br /><br />Beberapa pemikiran pendidik - an Natsir lainnya adalah tujuan pendidikan Islam. Sebagaimana juga dengan tujuan hidup manusia yang selaras dengan konsep tauhid, kaidah yang terdapat dalam pemikiran Islam memerlukan pendekatan terpadu. Dalam pendidikan Islam tidak boleh ada dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Lalu, pendidikan agama harus ditanamkan kepada anak didik seawal mungkin karena menyelenggarakan pendidikan anakanak bukan saja fardhu ain bagi setiap orang tua tetapi merupakan fardhu kifayah bagi tiaptiap anggota masyarakat.<br /><br />Natsir juga menekankan tentang sifat universal Islam yang tidak mengenal pemi sahan sistem Timur dan Barat. Timur dan Barat sama-sama kepunyaan Allah. Ideologi Pen didikan Islam mengambil yang baik dari mana pun datangnya dan meninggal - kan yang tidak baik dari mana - pun asalnya.<br /><br />Tak heran jika Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo dalam sebuah seminar belum lama ini meminta para akademisi untuk selalu mening - katkan semangat seperti yang dimiliki tokoh pendidikan seke - las Natsir. ‘’Beliau bercita-cita untuk meningkatkan pendidikan yang berbasis keagamaan dan setelah beliau wafat, bukan berarti kita menganggap selesai cita-citanya tersebut,’‘ tuturnya.<br /><br />Bambang lantas meminta se - mua akademisi dan penggiat pendidikan membayangkan tentang sosok Natsir yang hanya lulusan SMA tetapi mampu me rin tis tujuh perguruan tinggi. Yakni Univer - sitas Islam Suma tera Utara (UISU), Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Ibnu Khaldun Jakarta, Uni ver sitas Islam Bandung (Unisba), Univeristas Islam Indonesia (UII) Yogjakarta, Universitas Sultan Agung Semarang, dan Univer sitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar. ‘’Ia salah satu tokoh pendidikan yang luar biasa,’‘ pujinya.<br /><br />Sekretaris Senat Sekolah Ting - gi Ilmu Da’wah (STID) Mo ham - mad Natsir Jakarta, Imam Zamroji mengatakan sejak tahun 1950 seringkali Natsir menyebut tentang kemunculan ‘Yahya-Yah - ya Baru’. ‘’Nabi Zakariya kha - watir atas kerasulannya namun belum juga punya keturunan dan meminta kepada Allah agar diberikan keturunannya hingga akhirnya terlahir Nabi Yahya,’‘ ujarnya.<br /><br />Imam menirukan ucapan Nat - sir yang suatu ketika menyata - kan optimistis munculnya generasi muda dari kalangan aka - demisi, kelompok pengajian, dan pesantren yang akan menjadi ‘Yahya Baru’ yang tidak diangkat dengan Surat Keputusan (SK) atasan. ‘’Corak pendidikan yang digagas oleh Natsir adalah pendidikan yang memberikan bekal guna menyiapkan mereka untuk menghadapi situasi sulit pada zamannya,’‘’ katanya.<br /><br />Pandangan lainnya yang cukup mendasar dari Natsir, kata Imam, adalah maju mundurnya salah satu kaum bergantung pada pelajaran dan pendidikan yang berla - ku dari kalangan mereka. ‘’Ka - rena, tidak ada satu bangsa pun yang terbelakang menjadi maju melainkan sesudah mengadakan perbaikan pendidikan terhadap anak-anak dan pemuda-pemuda mereka,’‘ jelasnya.<br />(eye )<br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-9863728907559786102008-04-02T01:38:00.000-07:002008-04-02T01:41:07.639-07:00Mengembalikan Pendidikan Sebagai Prioritas Peradaban Bangsa<a href="http://republika.co.id/koran_detail.asp?id=327488&kat_id=506">Sumber Republika Rabu, 19 Maret 2008</a><br /><br />Mengembalikan Pendidikan Sebagai Prioritas Peradaban Bangsa<br /><br /><br /><br />Oleh: Ervan Nugroho Rahmadi<br />SMP Smart Ekselensia Indonesia<br />Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa, Bogor<br /><br />Pendidikan merupakan parameter yang mutlak untuk melihat kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Kita telah mengenal peradaban-peradaban bangsa dari peradaban zaman purba, peradaban Timur Tengah dan peradaban dunia modern.<br /><br />Pendidikan sebagai binnaul ummah generasi muda kita, telah mencapai taraf baru. Indikatornya dengan bermunculannya sekolah berstandar internasional, sekolah unggulan, dan sekolah terpadu. Sekolah dan civitas akademika yang hidup didalamnya, akan saling berinteraksi di kehidupan ilmiah.<br /><br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Siswa dengan seragam yang dikenakannya, merupakan simbol perjuangan dalam meraih predikat manusia berilmu, manusia berakhlak dan bermartabat. Guru dengan seragam dinasnya, merupakan simbol 'ulama' yang mengkaji ilmu dan menyebarluaskan untuk generasi baru. Pemerintah dengan tanggung jawab dan program kerjanya berjuang untuk memberikan kemudahan, pengayoman, dan melindungi martabat serta kemajuan pendidikan bangsa.<br /><br />Setiap tahun, masyarakat baik siswa, guru, pemerintah, berhak untuk berevaluasi atas pendidikan di Negara kita, sudahkah mencapai taraf memajukan negara di ranah positif ataukah masih jalan di tempat. Kita boleh melihat pengalaman negara Amerika Serikat yang meninjau kembali seluruh kurikulum sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah perguruan tinggi, meninjau kualitas guru, meninjau mata pelajaran, meninjau proses seleksi siswa, meninjau sistem evaluasi pembelajaran. Semua dilakukan oleh AS ketika Unisoviet berhasil meluncurkan satelit Spotnic, 4 oktober 1957.<br /><br />Sebuah tamparan yang sangat keras bagi AS di saat perang dingin terjadi. Amerika berani mengambil revolusi dengan risiko yang sangat tinggi. Namun, usaha yang berisiko ini membuakan hasil yang luar biasa, Amerika Serikat berhasil meluncurkan manusia pertama yang menginjak bulan dengan satelitnya pada 14 juli 1969. Tidak jauh beda dengan negara Jepang pascaledakan bom atom di dua kota di tahun 1945. Negara yang kalah perang ini mengambil risiko dengan membangun kembali pendidikan dan ekonominya. Alhasil, Jepang menjadi negara dengan pendidikan yang maju dan ekonomi yang dapat mempengaruhi ekonomi dunia saat ini.<br /><br />Kita bisa lihat dua negara yang berpikir positif. Pemerintah, siswa, dan guru yang bekerja bersama untuk kemajuan bangsa akhirnya dapat tercapai. Bagaimana dengan negara kita yang merdeka di tahun 1945? Namun, hingga detik ini tingkat kemiskinan, pengangguran, dan buta aksara masih ada. Menjadi perhatian besar, apakah kita berani mengambil risiko seperti dua negara tadi untuk memprioritaskan pendidikan dan ekonomi negara Indonesia. Civitas akademika perlu untuk kembali menggelorakan semangat diri dalam pendidikan kita. Pemerintah memerlukan keberanian dalam menyikapi pendidikan saat ini/ Program internet masuk sekolah dan desa-desa bukan hal yang seluruhnya positif, itu belum merupakan parameter keberhasilan pendidikan kita.<br /><br />Ambigu target pendidikan kita<br />Pekerjaan rumah yang saat ini perlu untuk disikapi dengan benar adalah mengembalikan pendidikan sebagai prioritas peradaban bangsa Indonesia. Keberanian untuk mengevaluasi bagaimana mata pelajaran sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah kejuruan dan perguruan tinggi, apakah perlu pengurangan ataukah target output sekolah perlu dibenahi. Kita rasa bukan lulus ujian nasional sebagai target kita, namun kualitas pendidikan, kualitas ilmu sesuai tingkatan sekolah saat ini.<br /><br />Kita rasa, belum semua 'masyarakat pendidikan' tahu dan paham apa makna sekolah dan goal setting pemerintah atas pendidikan di negara ini. Jika negara Amerika Serikat dan Jepang jelas. Mereka memiliki target untuk memajukan negara di bidang ekonomi, pendidikan, dan teknologi dengan meluncurkan satelit.<br /><br />Negara besar, adalah negara yang siswanya pun menyadari makna sekolah, guru menyadari bahwa ia adalah tokoh besar untuk negara. Enam puluh tahun lebih kemerdekaan kita, selayaknya perlu untuk berani merevolusi pendidikan dan ekonomi bangsa.<br />( )<br /><br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-59013682775122323002008-03-12T06:53:00.000-07:002008-03-12T06:54:57.785-07:00DR Ratna Megawangi: Karakter Manusia Indonesia Masih Lemah<a href="http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=213703&kat_id=23">Sumber Republika, Sabtu, 17 September 2005 21:35:00</a><br />DR Ratna Megawangi: Karakter Manusia Indonesia Masih Lemah<br /><br />Bandung-RoL -- Karakter manusia Indonesia belum bisa dikatakan tangguh selama kualitas tenaga kerjanya rendah, kebobrokan moral dan konflik horizontal masih terjadi di tengah masyarakat, kata DR Ratna Megawangi, Sabtu di Bandung.<br /><br />Dalam kuliah umum yang bertema "Pendidikan holistik untuk membangun manusia berkarakter dan pembelajar sejati" di Aula kampus Unisba, Bandung, Ratna Megawangi mengatakan, di dunia Internasional, Indonesia dipermalukan karena berbagai kejahatan dan penyelewengan yang terjadi di negeri ini. "Sesama saudara kita bertengkar, angka pembajakan karya cipta terus membengkak, belum lagi tenaga kerja kita yang asal-asalan", katanya. <br /><br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Ia mengatakan, Indonesia akan menjadi negara yang besar, jika pembangunan karakter manusianya dijadikan skala prioritas. Menurut Ratna, manusia yang berkarakter baik akan mengerti tindakan apa yang harus diambil dan mampu memberikan prioritas pada hal-hal yang baik, sehingga akan terwujud bangsa yang tertib, jujur, pekerja keras, dan bersih. "Jika sebuah negara sudah memiliki sumber daya manusia yang berkarakter, maka disanalah tersimpan kekuatan sebuah negara", ucapnya.<br /><br />Lebih jauh ia menjelaskan, lembeknya karakter manusia Indonesia, salah satunya disebabkan oleh sitem pendidikan yang salah."Sistem pendidikan kita tidak membangun manusia seutuhnya, karena yang dibangun dalam sistem pendidikan kita hanya potensi akademis. Sementara potensi emosi dan kreatifitas tidak diperhatikan" katanya.<br /><br />Menurut perempuan yang lahir 47 tahun lalu ini, pendidikan di Indonesia hanya berorientasi pada nilai. Metodenya lebih cenderung pada hapalan. "Seharusnya kita dibiasakan untuk berfikir analisis dan itu harus dilakukan semenjak usia dini" , demikian Ratna Megawangi.ant/mim<br /><br /><br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8661738051958094644.post-25031311378663418412008-03-12T06:50:00.000-07:002008-03-12T06:52:53.861-07:00Mengasah Kepekaan dan Tanggung Jawab di Usia Dini<a href="http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=325973&kat_id=85">Sumber Republika Rabu, 05 Maret 2008</a><br />Ratna Megawangi<br />Mengasah Kepekaan dan Tanggung Jawab di Usia Dini<br /><br />Oleh :<br /><br />Nama Ratna Megawangi sepertinya lebih dulu dikenal media massa sebelum Sofyan Jalil, suaminya, ditunjuk sebagai Menkominfo dan kemudian Menneg BUMN pada pemerintahan Presiden SBY. Perempuan berkulit putih ini menyuarakan jender dengan arus yang melawan mainstream atau berlawanan dengan para feminis.<br /><br />Ia menuangkan gagasan lewat bukunya 'Membiarkan Berbeda'. Bagi Ratna, perempuan yang pernah berguru pada sufi di AS, Bawa Muhayyadeen, dunia pendidikan berbasis karakter yang ditekuninya lewat Indonesia Heritage Foundation (IHF) saat ini adalah kelanjutan dari pemikiran tentang ide gender berbeda yang pernah ditekuninnya dulu. Kepada Rachmat Santosa Basarah dan Siti Darojah SW, Ratna berbagi pemikiran bahwa pembentukan karakter harus diperkenalkan pada masa golden years yakni sekitar usia 4-6 tahun. Berikut petikannya.<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />Dulu ibu aktif membahas masalah jender. Kok sekarang jadi berbelok ke pendidikan?<br />Waktu saya berkecimpung di dalam jender, saya memang dianggap sebagai sosok yang against the main straim, antifeminis, bahkan ada yang menyebutkan ultra kanan dan macam-macam. Tapi bukna berarti saya tidak pro pada nasib perempuan. Jika membaca buku saya 'Membiarkan Berbeda' orang akan melihat bahwa saya menempatkan perempuan pada posisi yang mana akhirnya itu membutuhkan perempuan juga.<br /><br />Saya menulis buku 'Membiarkan berbeda' untuk menuangkan pemikiran tentang apa itu feminisme. Bagaimana, seharusnnya sosok perempuan ditempatkan. Pada akhir bab 'Berbeda' (buku-red), saya mulai berpikir bahwa bahwa struktur patriarki, hierarkis, itu sebuah Sunnatullah. Gerakan para feminis yang berpikir struktur ini harus diruntuhkan karena menindas ternyata tidak berhasil.<br /><br />Itu saya paparkan dari sejarah yang saya tulis dalam buku. Itu sudah given, sudah ada dalam alam semesta yang memang sudah hierarkis. Karena di dalam kehidupan itu selalu ada strata-strata. Sekarang pertanyaannya, kalau paradigma feminis mengatakan bahwa sesuatu hirarkis pasti ada penindasan sehingga yang atas menindas yang bawah, yang kaya menindas yang miskin, kapital menindas proletar, dan lelaki menindas perempuan. Itu kan sama strain-nya.<br /><br />Sekarang pertanyaannya apakah yang egaliter itu bebas dari penindasan. Ternyata tidak juga. Akhirnya saya berpikir dan membuktikan dalam bab terakhir bahwa dalam pola patriarkis bisa ada penindasan, tapi juga bisa merupakan struktur yang sebaliknya yakni keharmonisan dan kedamaian. Jadi, bagaimana struktur yang hirarkis itu, yang tidak bisa kita ubah karena Sunatullah, bisa kita ubah menjadi struktur yang Tuhan menginginkannya. Manusia saling menghormati, complementary dari manusia yang berbeda-beda. Maskulin berbeda dengan feminin, tapi bagaimana perbedaan itu menjadi satu kesatuan.<br /><br />Jadi, apa yang Anda tidak cocok dengan penghapusan pola patriarki oleh para feminis?<br />Kalau mau kita hilangkan pola patriarki dengan cara feminis yakni semua egaliter, tidak ada kepala keluarga, dan semua harus mandiri, semua harus bertanggungjawab pada dirinya sendiri, menurut saya struktur menjadi tidak efektif untuk terjadinya peran pendidikan, pengasuhan, mentransfer moral-moral pada anak-anak. Karena itu perlu otoritas.<br /><br />Manusia kalau dididik dengan baik, dengan kasih sayang, dengan ahlak mulia, itu ngak mungkin jadi sosok penindas. Mereka akan jadi seorang pria, suami yang tanggungjawab, loving, penuh dedikasi. Alih-alih menindas istrinya, lihat kucing kelaparan saja dia tak akan tega. Jadi di situ saya berpikir, bicara jender itu tak ke mana-mana, kalau manusianya tidak kita siapkan. Manusianya yang harus dididik karakter, akhlak mulia. Saya menyebut character building. Jadi, tak cukup sampai di isu jender saja, namun harus ada solusinya. Dengan demikian tidak terjadi penindasan. Itu tahun 2000.<br /><br />Jadi, terjun ke pendidikan ini kelanjutan dari penulisan Membiarkan Berbeda, pemikiran tentang jender?<br />Begitulah. Saya kemudian berpikir membuat model pendidikan berbasis karakter, tapi ngak mau bikin sekolah. Yang ingin saya lakukan adalah membuat model dulu. Nantinya dari model ini bisa diaplikasi di manapun. Jadi filosofinya kenapa saya ke sana adalah karena saya berpikir bagaimana menciptakan sebuah tatanan sosial yang harmonis tanpa penindasan. Yaitu mendidik manusianya dengan baik.<br /><br />Alasan kedua, kenapa saya masuk pada pendidikan usia dini, karena usia di bawah tujuh tahun adalah usia golden years. Usia yang paling strategis jika kita mau membentuk akhlak manusia. Seperti menulis di atas batu, yang akan long lasting. Otak manusia terbentuk 95 persen di bawah tujuh tahun.<br /><br />Fenomena yang lain, karena memang ternyata data pada saat itu hanya 12 persen anak usia empat hingga enam tahun yang punya akses masuk ke TK. Selebihnya tidak bisa. Memang ada masuk ke Taman Pendidikan Alquran. Itu bukan TK, karena belajar 'Iqro' saja. Jika pun anak bisa masuk TK belum tentu pola pendidikannya bagus. Jika kita gagal pada fase ini, dampaknya permanen.<br /><br />Kami membuat sebuah model. Anak yang masuk ke sini terbentuk akhlaknya, kreativitasnya, semangat dan motivasi belajar tinggi. Sekolah menjadi menyenangkan dan berbeda dari sekolah klasik. Banyak sekolah mematikan natural impulse anak-anak untuk menjadi kreatif. Padahal potensi krativitas itu diberikan oleh Tuhan. Jika kita salah mendidik, pada usia delapan tahun kreativitasnya tinggal 10 persen, dan jika berlangsung hingga dewasa tersisa dua persen saja. Itulah mengapa amat bahaya jika sebuah pendidikan salah.<br /><br />Di sini anak dididik dengan menghafal. Jika dia hafal diberi nilai seratus. Meski, tak paham maknanya. Masalah kita amat krusial. Pada masa usia yang sangat strategis, tidak kita tangani dengan baik. Kemudian pada masuk usia SD, karena input awalnya tidak bagus, tidak akan bagus sampai ke sananya. Sehingga SDM kita terus saja di bawah. SDM kita termasuk yang paling rendah, baik di Asia maupun di Asia Tenggara.<br /><br />jadi bukan karena pengalaman pribadi membutuhkan sekolah yang baik untuk anak<br />Ya. itu juga. Saat anak saya mau masuk TK, saya merasa tidak pas dengan hati saya. Jadi anak saya masuk TK cuma dua bulan dan akhirnya home schooling.<br /><br />Berapa sekolah yang sudah menerapkan model ini?<br />Sudah 480 sekolah dari awalnya tiga dulu sebagai pilot project. Namanya Semai Benih Bangsa (SBB) dan ini pendidikan untuk usia dini. Sampai tahun 2000 kami menyusun modulnya dulu. Cari dan padukan model dari sana-sini. Tahun 2001 kami buka sekolah. Tahun 2001-2003 dengan satu TK Karakter.<br /><br />Kerja sama dengan perusahaan swasta di Aceh membuat kami percaya diri. Karena perusahaan Amerika ini mau membantu kita mengadopsi sistem ini. Kemudian dari mulut ke mulut hingga jadi 480 plus sekitar 125 sekolah TK yang mengambil pendidikan holistik berbasis karakter. TK SBB ini pendidikan usia dini nonformal. Berdasarkan UU Sisdiknas terbaru 2003, model pendidikan ada formal, nonformal dan informal.<br /><br />Apakah pendidikan berbasis karakter ini sudah diusulkan ke Diknas untuk diadopsi jadi kurikulum resmi?<br />Diknas sebetulnya juga sudah tahu. Namun, sistem ini tak mudah begitu saja dicangkok. Pelatihan gurunya saja 22 hari. Pendidikan character building ini harus diterapkan oleh orang-orang yang berpengalaman jadi guru. Jadi tidak sekedar mencangkok, karena ada ruhnya di situ yang harus kita tanamkan. Kami jalan terus dan membuka SBB tiap bulan. Sekarang sedang ada training untuk guru di 17 lokasi. Bulan depan di 30 lokasi.<br /><br />Apakah sudah mencakup di 33 Provinsi?<br />Belum semua, tapi sudah ada sampai di Papua. Di Papua itu dengan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu), itu namanya Selamatkan Tunas Bangsa. Ada di 15 lokasi di Papua. Kemudian di Poso dan Ambon juga ada.<br /><br />Apa yang istimewa dari pendidikan ini, apa sudah ada penelitian bahwa memang hasilnya efektif?<br />Sudah ada hasil penelitian. Anak-anak itu menjadi caring, loving, and tolerant. Ini penelitian ilmiah yang dilakukan dua penelitian besar. Yang pertama dilakukan Dr. Dwi Hastuti dari IPB yang meneliti 356 anak alumni SBB di sekolah di Jabotabek. Dia meneliti dampak model pendidikan Semai Budi Bangsa Holistik Berbasis Karakter dibanding anak-anak yang tidak masuk ke TK dan anak TK mainstream.<br /><br />Hasilnya menyatakan dari segi income (pendapatan), siswa yang berasal dari TK lebih kaya dari anak SBB. Sekolah di TK biasa butuh uang pangkal hingga Rp 400 ribu hingga jutaan, uang seragam dan lainnya. Di SBB terserah tergantung negosiasi dan bisa dicicil. Yang jelas tidak gratis. Dari 15 aspek perkembangan anak, siswa lulusan SBB lebih baik. Karakternya terbentuk dan terlihat berbeda. Beberapa bulan lalu Exxon Mobile juga buat penelitian serupa di Aceh. Hasilnya sama.<br /><br />Satu lagi, penelitian oleh Pak Wahono, kandidat doktor di Semarang. Dia yang menyusun PPKN, Pancasila. Dan dia menyimpulkan wajar pendidikan PPKN tak mengubah perilakuk karena metode yang diterapkan berbeda. PPKN atau Pancasila hanya mengembangkan aspek knowing (pengetahuan) dan itu pun dengan menghafal.<br /><br />Di SBB tak hanya knowing tapi juga reasoning (alasan). Misalnya anak dilatih jujur dan dijelaskan kalau tidak jujur akan seperti apa. Misalnya tidak disenangi teman, atau kita akan begini.. begini. Anak tahu reasoningnya. Termasuk loving dan acting.<br /><br />Sepertinya dikembangkan di daerah konflik, atau di daerah lain juga?<br />Sebetulnya di daerah konflik tidak terlalu banyak. Memang kita menghendaki anak yang toleran dan berkarakter lembut, tidak gampang marah-marah. Siapapun, daerah manapun yang membutuhkan modul ini, kami terbuka. Sekarang mulai banyak yang minta untuk dibuka. Tinggal kita match-ing dengan sponsornya saja. Model ini butuh sponsor karena guru perlu ditraining selama 22 hari, butuh mainan, dan buku-buku yang banyak. Ini butuh biaya, sementara masyarakatnya miskin. Yayasan IHF ini nonprofit. Saya sama sekali tak dibayar. Tapi yang kerja di yayasan itu harus dibayar karena mereka bekerja full time. Yayasan juga harus running.<br /><br />Kalau ada masyarakat misalnya yang tertarik dengan sistem ini, bagaimana caranya?<br />Daftar saja. Hubungi yayasan. Nanti kita catat dan jika ada sponsor bisa kita lakukan. Saya percaya selalu ada jalan dari Allah untuk dipertemukan untuk niat ini. Ini dari Tangan Tuhan juga. Setiap ada keinginan selalu ada jalan. Kadang malah instan.<br /><br />Berapa dana yang dibutuhkan untuk satu unit sekolah ini?<br />Kalau untuk satu paket, dengan dua orang guru. Sudah training langsung buka, asal sudah ada tempatnya, itu dibutuhkan sekitar Rp 17 juta rupiah. Itu paket yang murah sekali karena kalau kita bandingkan dengan franchise sekolah swasta bisa ratusan juta rupiah. Guru SBB dibayar masyarakat. Saya tidak mau gratis untuk membentuk responsibility orang tua.<br /><br />Saya khawatir jika dibuat gratis, kita membentuk masyarakat yang selalu menuntut hak. Artinya, ada orang lain yang harus memenuhinya. Inilah menurut saya salah satu kesalahan paradigma human rights. Karena, yang dikedepankan selalu hak. Jika yang dikedepankan responsibility, kita dilatih bertanggungjawab untuk berbuat sesuatu, sehingga hak orang lain terpenuhi.<br /><br />Seorang responsible mother akan berbuat sesuatu supaya anak-anaknya terpenuhi haknya. Responsibility sesuatu yang abadi. Kalau hak, keduniaan. Jika semua menuntut hak, siapa yang akan memenuhi? Ini kisah di Jakarta Utara yang selalu membuat saya terharu. Seorang ibu pengikat kangkung, datang ke rumah ibu guru jam tujuh pagi, hari Ahad. Dia mau bayar uang sekolah anaknya yang Rp 20 ribu. Sang guru bertanya mengapa harus pagi-pagi betul. Si ibu bilang jika kesiangan, uangnya mungkin sudah habis. Ibu itu hanya buruh petik kangkung tapi begitu bertanggung jawabnya dia pada pendidikan anaknya. Sikap ini yang harus kita tumbuh dan kembangkan di masyarakat.<br /><br />Anak-anak harus dilatih berdiri di kaki sendiri dan being responsible paling tidak pada anaknya. Kalau pada anaknya sendiri tidak mau bertanggungjawab, bagaimana kita berharap dia mau bertanggungjawab pada society yang lebih luas. Kisah lain waktu saya ke Pakistan. Ada seorang kaya yang dia selalu setiap hari memberi makan siang 50 orang miskin di sana. Satu ketika orang kaya ini berlibur ke luar negeri selama dua minggu.<br /><br />Dan ketika kembali ke negaranya, orang-orang yang biasa dikasih makan berdemo dan marah-marah. Mereka minta itu yang 14 hari itu diganti uang. Mereka bukan berterima kasih atas berbulan-bulan makan gratis tapi menuntut yang 14 hari tak dapat. Mereka merasa itu haknya. Ini yang saya takutkan. Makanya saya ingin program ini tidak boleh gratis. Jadi ini tidak gratis. Bayarnya seribu rupiah sehari. Sebutir kelapapun, pokoknya bayar. Jadi ada responsibility. Sehingga tumbuh rasa tanggungjawab.<br /><br />Model Anda kembangkan sendiri?<br />Melalui proses ya. Itu dengan perenungan. Karena, dulu juga belajar sufistik. Dan waktu saya di AS, setelah selesai pendidikan S3, suami belum selesai. Jadi saya ambil postdoctoral dalam bidang nutrisi dan keluarga. Di sini saya didukung tim yang luar biasa dan semua kolaborasi. Tapi memang yang mencetuskan ini saya dengan suami saya. Proses hingga ketemu model seperti ini sekitar tiga tahun. Tuhan juga kasih jalan mulus. Semua otodidak. Bahan-bahannya kan banyak, termasuk dari internet. Semua diujicobakan di pilot project itu.<br /><br />Model pendidikan kreatif seperti ini bukankah sudah biasa di Barat?<br />Ya. Hanya kita tidak biasa. Di sini, TK belum jadi pendidikan wajib. Karena itu pada awalnya concern pemerintah awalnya tidak terlalu ke situ melainkan langsung ke SD. Padahal pendidikan usia dini itu kuncinya.<br /><br />Model ini apakah terbatas pada TK saja?<br />Sampai SMP. Kita sudah ada sampai SD kelas enam di SD Karakter. Untuk SMP kita buka bulan Juli. Ini pilot project dulu. Kami belu membuka banyak karena butuh lokal. Jadi strateginya, kami menawarkan siapa saja sekolah negeri atau swasta yang mau mengadopsi sistem ini. Untuk SD negeri dan madrasah saat ini sudah ada sepuluh yang pakai.<br /><br />Biodata<br /><br />Nama: Dr. Ir. Ratna Megawangi, M.Sc<br />Lahir: Jakarta, 24 Agustus 1958<br />Jabatan: Pendiri dan Direktur Eksekutif Indonesia Hheritage Foundation (Yayasan Warisan Luhur Indonesia), pengajar di IPB<br />Suami: Dr. Sofyan A. Djalil, SH, MA, MALD<br /><br />Anak:<br />1. Muhammad Rumi, lahir 1985<br />2. Safitri Mutia, lahir 1990<br />3. Muhammad Lutfi, lahir 1998<br /><br />Ayah: Ayah Drs Harmonie Djaffar<br />Ibu: Sri Mulyatie<br /><br />Pendidikan:<br /><br />Post Doctoral Fellow, Tufts University School of Nutrition, Medford, Massachussets, AS bidang Keluarga, Pengasuhan Anak, Orangtua, 1991-1993<br />S-3, Tufts University School of Nutrition, Medford, Massachussets, AS, bidang Kebijakan Internasional Makanan dan Gizi, 1998-1991<br />S-2, Tufts University, bidang Ilmu Sosial dan Gizi, 1986-1988<br />S-1, Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Fakultas Pertanian, Jurusan Makanan, Gizi, dan Sumberdaya Keluarga, 1978-1982<br /><br />Penghargaan:<br />-Mahasiswa Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian IPB Bogor, Mei 1982<br />-Ford Foundation Fellowship Award, 1986-1987<br />-Inter-University Center Fellowship Award, 1987-1988<br />-Tufts University Graduate Fellowship Award, 1988-1989<br />-Ford Foundation Fellowship Award, 1989-1991<br />-Penghargaan "80 Tokoh Wanita Muslim Indonesia Terbaik", Januari 2002,<br />dimana profilnya ditulis dalam "Profil Tokoh Wanita Muslim Indonesia", 2002.<br /><br /><br /> <br /> <br /> <br /><br /></span><div class="blogger-post-footer">Terima kasih atas kunjungan anda, kami berharap anda memberikan komentar dengan meng klik icon comment yang terletak pada akhir blogg ini</div>Bu- Rullyhttp://www.blogger.com/profile/04541582505531908352noreply@blogger.com0